Pencipta Kaos Barong Berpulang

Pande Ketut Krisna, Pencipta Kaos Barong Bali Berpulang, Ngaben Akan Dilakukan 10 April 2024

Pencipta kaos barong Bali, Pande Ketut Krisna berpulang pada usianya yang ke-77 tahun.

|
Dok Pribadi/Antara
Pande Ketut Krisna, pencipta kaos barong Bali semasa hidupnya saat menunjukkan baju barong Bali di kediamannya di Gianyar beberapa tahun lalu. 

Setelah mencoba berbagai macam cara, akhirnya ditemukan alat dan cara untuk menciptakan aneka warna pada kain endek, yang dinamakan catrian.

Penemuan inilah yang kemudian dikembangkan sehingga terbentuk baju barong di tahun 1969.

"Jadi tidak sengaja ditemukan baju barong dari catrian itu," ucapnya.

Baca juga: 150 Seniman akan Meriahkan Opening Ceremony Final Race MotoGP Mandalika 2023, Bawakan Tari Kolosal

Desain Sederhana

Sejak pertama dibuat hingga hari ini, motif atau desain gambar baju barong dibuat sederhana yang bertujuan agar mudah dibuat.

Mengutip pernyataan Pande Ketut Krisna beberapa tahun lalu di kediamannya di Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, ia mengatakan mengapa dibuat barong karena barong yang paling gampang dibuat, tetapi bukan barong ketet (ket).

"Bentuknya kita buat yang paling sederhana, kalau gambar Barong Ket, susah, kita bikin yang gampang saja," ujar pria yang juga perintis toko oleh-oleh modern di Bali ini.

Saat dibuat tahun 1969, kaos atau baju barong dijual di berbagai objek wisata seperti di Ubud dan Kuta.

Dulu kaos barong dijual Rp1.500 per potong dan laku keras karena merupakan penemuan baru.

"Hasil menjual baju barong membawa berkah bagi saya. Dulu di Gianyar tempat usaha saya kecil. Berkah baju barong membuat saya sukses. Baju barong sudah dijual ke berbagai negara, karena buatan tangan dan unik," kata mendiang saat itu.

Meski sudah membuat sekaligus menciptakan baju barong sejak tahun 1969, namun Pande mengaku tidak memiliki hak patennya.

Waktu itu tidak berpikir soal paten dan saat itu ia berpikir dua tahun sudah cukup. Anggota keluarga yang lain juga ditularkan ilmu cara membuatnya.

"Tetapi jika memang dianggap perlu, mungkin pemerintah bisa membantu untuk mempatenkan agar hak cipta baju barong tetap menjadi milik masyarakat Bali," ucap Pande Krisna kala itu.

Sejak dibuat tahun 1969 hingga saat ini, penjualan kaos barong selalu stabil. Permintaan tak hanya datang dari wilayah Indonesia, namun juga dari mancanegara. (branda.antaranews.com)

 

 

Berita lainnya di Seniman Bali

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved