Berita Bali

Cuaca Ekstrem, Waspada Awal Lonjakan Kasus DBD, Dua Skema Fogging Dinas Kesehatan Jembrana

Selama hampir tiga bulan di 2024 ini, jumlah kasus DBD di Jembrana tercatat sebanyak 49 kasus.

Tribun Bali/Dwi S
ilustrasi nyamuk demam berdarah - Cuaca Ekstrem, Waspada Awal Lonjakan Kasus DBD, Dua Skema Fogging Dinas Kesehatan Jembrana 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Cuaca ekstrem membuat Dinas Kesehatan Jembrana ancang-ancang menghadapi lonjakan kasus demam berdarah dengue (DBD).

Meski jumlah kasus tak sebanyak tahun lalu, namun tak ada jaminan selain waspada.

Cuaca ekstrem yang kadang hujan, kadang terang sangat berpotensi meningkatkan kasus demam berdarah.

Selama hampir tiga bulan di 2024 ini, jumlah kasus DBD di Jembrana tercatat sebanyak 49 kasus.

Baca juga: Masuki Musim Penghujan Kasus DBD Alami Peningkatan di Bali Diawal Tahun 2024

"Rinciannya Januari tercatat 12 kasus, Februari ada 18 kasus dan di bulan Maret tercatat sudah mencapai 19 kasus demam berdarah," ujar Kepala Dinas Kesehatan Jembrana, Made Dwipayana, Selasa 19 Maret 2024.

Sementara, dalam kurun waktu lima tahun terakhir atau 2020-2024, tahun 2023 menjadi temuan kasus yang terbanyak.

Pada 2020 tercatat 267 kasus. Pada 2021 menurun drastis jadi 96 kasus.

Di 2022 naik menjadi 347 kasus dan di 2023 puncak tertinggi mencapai 435 kasus.

"Bulan-bulan ini, kasus demam berdarah memang sedikit meningkat. Tapi jumlah kasusnya jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu jauh menurun. Bahkan selama tiga bulan belakangan ini," ungkapnya.

Ia mengatakan, meskipun kasus cenderung menurun dari periode yang sama tahun lalu, justru kewaspadaan harus ditingkatkan.

Jembrana saat ini juga sedang mengalami anomali atau cuaca ekstrem.

"Hal ini tentunya berpotensi menimbulkan peningkatan jumlah kasus. Kami masih waspada dengan anomali cuaca saat ini dan beberapa pekan mendatang," demikian ia mengatakan.

Caranya meningkatkan sosialisasi dan ajakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan masing-masing.

Ini untuk mengantisipasi terjadinya pertumbuhan atau lonjakan kasus di tengah cuaca saat ini.

"Terlebih ketika ada sebuah kasus, yang menderita termasuk warga pendampingnya harus tetap waspada dan menerapkan PSN dengan maksimal. Ini untuk mengantisipasi atau mencegah nyamuk Aedes Aegypti berkembangbiak lebih banyak," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved