Berita Bali
Puluhan Peserta Ikuti Kelas Kreatif Bentara Workshop 'Prasi: Menggambar Diatas Daun Lontar' di Bali
Kelas Kreatif Bentara Workshop ‘Prasi: Menggambar Diatas Daun Lontar’ merupakan kelas kreatif yang mengajak publik untuk mengenal ragam seni Prasi
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bentara Budaya Bali kembali menyelenggarakan 'Kelas Kreatif Bentara', di mana pada bulan Maret 2024 ini mengambil tema "Workshop Prasi: Menggambar Diatas Daun Lontar".
Workshop diadakan pada Sabtu 23 Maret 2024, di Hotel Amaris Teuku Umar Denpasar, dan diikuti sekitar 30 peserta masyarakat umum dengan beragam usia.
Tema workshop tersebut diangkat mengingat Prasi merupakan salah satu seni menggambar yang berkembang pada sekitar abad ke-16.
"Prasi ini adalah seni menggambar atau melukis di atas daun lontar yang berkembang pada abad ke-16," ujar Kepala Bentara Budaya Bali, A.A. Gede Rai Sahadewa.
Baca juga: Apa Itu Penampahan Galungan, Ini Penjelasannya Menurut Lontar Sundarigama
"Di era globalisasi dan digitalisasi sekarang ini tentu kita ingin mengangkat bagaimana karya seni Prasi yang merupakan peninggalan zaman dulu itu tetap bisa eksis dan diminati generasi muda," sambungnya.
Pihaknya pun bersyukur dan gembira melihat adanya peserta workshop yang baru duduk di bangku SMP dan SMA.
Hal ini menandakan eksistensi Prasi masih ada di hati kalangan generasi muda.
"Hari ini kita juga sangat bersyukur karena peserta ada dari anak-anak muda mulai kelas 3 SMP dan kelas 1 SMA," ucap Rai Sahadewa.
Dan pada workshop ‘Prasi: Menggambar Diatas Daun Lontar’ ini menghadirkan seniman Dudit Ariawan.
Rai Sahadewa menambahkan, Kelas Kreatif Bentara Workshop ‘Prasi: Menggambar Diatas Daun Lontar’ merupakan kelas kreatif yang mengajak publik untuk mengenal ragam seni Prasi mulai dari penjelasan hingga praktik pembuatan karya seni Prasi.
"Program Kelas Kreatif Bentara Workshop Prasi ini bertujuan untuk memperkenalkan ragam seni Prasi atau seni melukis di atas daun lontar dan juga membuka aneka kemungkinan kreatif penciptaan melalui eksplorasi tematik dan medium yang lintas batas," ungkapnya.
Dudik Ariawan pun turut mengapresiasi antusiasme dari para peserta karena ada yang baru SMP berpartisipasi dalam workshop Prasi ini.
Untuk membuat seni Prasi, sejumlah peralatan yang perlu disiapkan diantaranya yakni daun lontar, pengerupak atau alat penggores, kemiri bakar yang sudah dalam bentuk bubuk, pensil untuk membuat sketsa gambar, dan tisu.
Tahap pertama yang dilakukan adalah menyusun daun lontar agar menjadi persegi panjang, lalu buat sketsa gambar yang diinginkan di atas daun lontar.
Setelah sketsa jadi baru dilakukan proses menggores-goreskan pengerupak sesuai sketsa yang telah dibuat, baru setelah itu kemiri bakar bubuk dibubuhkan ke dalam sketsa tersebut.
Barulah hasil sebuah gambar atau lukisan terlihat jelas.
Dudik mengungkapkan tingkat kesulitan Seni Prasi ada pada saat proses penggoresan pengerupak.
"Kesulitannya saat menggunakan pengerupak menggoresnya melawan serat daun lontar. Ketika menggoresnya tidak tepat bisa mengakibatkan melenceng dari sketsa. Dibutuhkan kekuatan tangan dan jari," imbuhnya.(*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.