Berita Gianyar

MOTIVASI 3 Sekawan Nekat Jalan Kaki Dari Gianyar ke Besakih, Simak Alasannya!

Namun hal lain yang juga cukup menarik perhatian, adalah keluhan pamedek ihwal berjalan kaki dari parkir hingga ke area Pura Besakih.

|
WEG/TRIBUN BALI
Namun hal lain yang juga cukup menarik perhatian, adalah keluhan pamedek ihwal berjalan kaki dari parkir hingga ke area Pura Besakih. Pamedek yang mengaku lelah itu, membuat banyak netizen geleng kepala.  Termasuk tiga sekawan dari Kemenuh, Sukawati, Bali, juga geram dengan pamedek yang mengeluh ini. Mereka ialah, Fernanda Agastya asal Banjar Peninjoan, Desa Kemenuh, Sukawati. Serta dua kakak beradik, Made Parta dan Nyoman Kibul asal Banjar Tengkulak Kaja, Desa Kemenuh, Sukawati. 

Perjalanan panjang disertai hujan dan sengatan sinar matahari terbayar, saat jam tangan menunjukkan pukul 16.00 WITA. Sebab candi bentar yang gagah dengan latar belakang Gunung Agung nan indah, terpampang nyata di hadapan mereka. Mereka telah tiba di Pura Agung Besakih.

Fernanda Agastya, yang akrab disapa Yande, pada Rabu 10 April 2024 mengatakan, ia dan dua kawannya tersebut bersyukur bisa sampai di Pura Besakih dengan berjalan kaki. Terkait jarak tempuh yang jauh, Yende mengatakan hal tersebut tidak berarti bagi mereka bertiga.

Sebab, mereka telah terbiasa melewati medan-medan berat saat mendaki gunung. Diketahui, Yande yang berprofesi sebagai teknisi ini, telah mencatatkan pendakian gunung sebanyak 78 kali.

Kolase Foto: Tiga sekawan dari Gianyar berjalan kaki ke Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali.
Kolase Foto: Tiga sekawan dari Gianyar berjalan kaki ke Pura Agung Besakih, Karangasem, Bali. (ISTIMEWA)

 

Dalam menempuh perjalannya ke Pura Besakih, Yande dan dua kawannya ini tidak memiliki persiapan khusus. "Persiapan khusus tidak ada, cuma bawa pakaian sembahyang dan banten. Kendala cuma kadang sinyal GPS hilang saat kita memilih lewat shortcut. Tapi astungkara ketemu jalan raya," kata Yande.

Tiga sekawan ini berharap, langkah mereka bisa memotivasi umat. Mereka berharap tidak ada lagi umat yang mengeluh hanya karena berjalan kaki dari parkiran menuju tempat persembahyangan. "Mudah-mudahan memotivasi masyarakat lainnya," ujarnya. 

Berdasarkan data yang diterima Tribun Bali, Rabu 10 April 2034 dari salah satu pejalan kaki, Fernanda Agastya alias Yande, diketahui rute yang mereka tempuh bukan lah rute biasa, bahkan diduga ini merupakan rute para leluhur zaman dahulu saat akan bersembahyang menuju ke Pura Besakih.

Disebutkan, perjalanan ini dimulai dari pukul 05.00 WITA, dengan lokasi awal perjalanan di Desa Tengkulak, Desa Kemenuh, Sukawati. Berjalan lurus ke utara, lalu mereka melangkah ke arah timur, tepatnya di Jalan Raya Goa Gajah, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar.

Dari sini, mereka terus menuju ke arah timur melewati Jalan Raya Semebaung, Bukit Jati hingga Desa Tulikup yang merupakan perbatasan antara Kabupaten Gianyar dan Klungkung.

Di wilayah Klungkung, tiga sekawan ini mengambil jalur ke Pasar Tradisional Tusan, melintasi sejumlah desa, seperti Desa Pinda hingga di Desa Aan.

Dari Desa Aan, tiga sekawan ini pun menyeberangi sungai dan tebing untuk menuju ke Desa Silisihan. Dari sini, mereka pun terus berjalan kaki hingga melewati kawasan Bukit Jambul, Desa Pesaban, Nongan, Rendang dan tiba di Pura Besakih. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved