Berita Jembrana

Pengelolaan TPA Peh Jembrana Tunggu Pihak Ketiga, Bakal Dikelola dengan Alat dan Teknologi Mumpuni

kondisi TPA Peh saat ini masih dalam kategori bagus seperti tidak pernah terjadi kebakaran meskipun dikelola dengan anggaran yang minim.

Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
Kondisi sampah yang meluber di areal TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana, Senin 15 April 2024 sore - Pengelolaan TPA Peh Jembrana Tunggu Pihak Ketiga, Bakal Dikelola dengan Alat dan Teknologi Mumpuni 

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gede Ary Candra Wisnawa mengatakan, penanganan atau pengelolaan sampah di TPA Peh membutuhkan peralatan dan teknologi yang mumpuni.

Pihaknya mengaku telah melakukan penjajakan kerjasama dengan pihak ketiga untuk merealisasikannya.

"Semoga dalam waktu dekat peralatan dimaksud sudah bisa didatangkan ke TPA Peh. Saat ini masih proses dan semoga bisa segera direalisasikan jika tidak ada halangan," katanya.

Untuk diketahui, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Peh di Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana saat ini dalam kondisi mengkhawatirkan.

Apalagi diperparah dengan rusaknya dua alat berat yang bertugas sebagai penarik atau penataan sampah.

Sampah sempat meluber di jalur menuju TPA atau halaman depan kantornya, Senin 15 April 2024 sore.

Menurut pantauan, ketinggian tumpukan atau gunung sampah sudah mencapai puluhan meter.

Setiap tahunnya, tumpukan terus meninggi hampir 3 meter.

Pemandangan ini bisa terlihat dari jarak satu kilometer lebih dari lokasi TPA ini.

Sejak dulu, kawasan untuk penampungan sampah ini terus meluas.

Kini sudah mencapai 74 are untuk sampah saja dari total luas kawasan seluas 2 hektare.

Koordinator TPA Peh, Ketut Suardika menuturkan, setiap harinya TPA Peh merima atau menampung kiriman sampah 60 ton lebih.

Volume tersebut berasal dari sampah di fasilitas umum dan juga sampah dari masyarakat.

"Rata-rata per harinya itu masuk sekitar 60 ton lebih. Kemarin alat sempat rusak, mengakibatkan sampahnya meluber ke jalur masuk TPA," kata Suardika.

Dia melanjutkan, dengan kondisi tersebut, hingga akhir tahun 2023 lalu ketinggian tumpukan sampah sudah mencapai sekitar 34 meter.

Sementara luas kawasan untuk penampungan sampah sudah mencapai 74 are dari total kawasan seluas 2 hektare.

"Ketinggian terakhir 34 meter. Mungkin sekarang sudah hampir 40 meteran. Untuk antisipasi ketinggian, sudah dikerahkan ekscavator untuk penataan di atas," ujarnya.

Kumpulan Artikel Jembrana

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved