Berita Bali
BULE Australia Terjangkit DBD Saat Berada di Bali, Menkes Sebut Harusnya Bersyukur, Ini Alasannya!
Dan DBD itu rendah (fatality rate-nya) karena Indonesia sudah sering kena (sering terjadi setiap tahun) selain itu penyakit ini bisa diobati.
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
"Iya biasa saja tidak hanya bagi Warga Negara Asing siapa saja bisa vaksin. Kita di Bali juga bisa vaksin dan vaksinnya sudah ada. Kepada Warga Negara Asing bisa kita advice. tapi tidak bisa kita wajibkan," kata Sekda Bali.
Saat ini Demam Berdarah Dengue (DBD) terus mengalami peningkatan kasus secara signifikan di sejumlah daerah yang ada di Indonesia. Namun di DI Yogyakarta tidak signifikan kasusnya karena sudah menerapkan mitigasi dengan teknologi wolbachia sejak 15 tahun lalu.
"Semua dengue sedang naik besar (di sejumlah daerah) tapi Jogja yang sudah implementasi wolbachia sejak 15 tahun lalu naiknya sedikit sekali. Kota-kota lain yang belum (lakukan penerapan nyamuk wolbachia) tinggi sekali peningkatan kasusnya. Itu bukti ilmiahnya (Jogja tidak mengalami peningkatan signifikan kasus DBD-nya), bukan hoax atau bukan opini. Itu bukti," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin, Senin.
Yang kedua, menurut Menkes Budi, di Brazil implementasi teknologi wolbachia juga telah sukses menekan kasus DBD yang tinggi di sana. "Brazil implementasi wolbachia-nya sangat massif karena dia paling banyak di dunia dengue-nya.
Kita kan cuma ratusan ribu kasus, dia jutaan sampai tiga juga kasus dengue kalau tidak salah tadi. Yang meninggalnya di Brazil ratusan ribu, kita meninggalnya di bawah seribu," ungkap Menkes Budi.
Ia menambahkan, di Brazil sangat serius menangani DBD dan massif mengimplementasikan teknologi wolbachia. Padahal pilot projects pertama di dunia itu adalah di Yogyakarta.
Menurutnya, kita sebagai orang Indonesia melihat negatifnya terus, jeleknya terus, hoax-nya terus, gosipnya terus. Padahal negara lain sudah memakainya.
Untuk Bali yang sempat menolak implementasi nyamuk wolbachia, Menkes Budi menyatakan itu kabar tidak jelas. "Iya sebenarnya itu kan kabar burung. Brazil khususnya di Rio De Janeiro kurang sensitif apa pariwisatanya.
Jadi kita sekarang kan kalau project-nya tetap jalan. Memang Bali kan bukan dengan Kemenkes, tapi kami kan yang jalannya di Bandung, Jakarta, Kupang," ucap Menkes Budi.
Sekda Provinsi Bali, I Dewa Made Indra menyampaikan mengenai implementasi nyamuk wolbachia di Pulau Dewata tengah dimatangkan.
"Sedang dimatangkan kajiannya. Pertemuan ini Arbovirus Summit salah satunya membahas wolbachia, baik dari segi teknologi, segi sainsnya, metodologinya dan hal-hal lainnya. Penolakan datang dari masyarakat, kemarin ada penolakan karena sosialisasinya kurang baik dan belum menyeluruh," ungkap Sekda Made Indra.
Nanti kalau sudah dirumuskan, menurut Made Indra tentu Kemenkes akan memberitahukan, menginformasikan kepada daerah bagaimana caranya mengatasi dengue dan mengimplementasikan strateginya. Tapi sekali lagi supaya tidak ada polemik ini masih dalam kajian belum sebagai sebuah kebijakan yang siap diimplementasikan.
"Mudah-mudahan hasil kajian ini melengkapi semuanya. Yang jelas upaya untuk mengeradikasi dengue harus terus dilakukan karena ini peristiwa terjadi setiap tahun. Masa tidak ada teknologi baru, masa tidak ada metode baru, masa tidak ada sains baru mengatasinya, masa begitu begitu saja dari tahun ke tahun," ujarnya. (zae)
DIREKTUR Mie Gacoan Tak Lagi Tersangka, Polda Bali Resmi Hentikan Kasus LMK Selmi & Mie Gacoan Bali |
![]() |
---|
NUANU Creative City Bantah Sejumlah Hasil Sidak Komisi 1 DPRD Bali, Ini Penjelasan Lengkapnya! |
![]() |
---|
Penyandang Disabilitas Capai 25.963 Orang, Dinsos P3A Bali Ajak Semua Pihak Berkolaborasi |
![]() |
---|
UPAYA PHDI Denpasar Ringankan Beban Umat, Gelar Upacara Menek Kelih Hingga Metatah Massal |
![]() |
---|
Gelar Aksi Damai ke Kantor Gubernur, Partai Buruh Exco Bali Tuntut Stop PHK dan Hapus Outsourcing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.