Liputan Khusus
Kemiskinan Ekstrem di Bali, Pemerintah Beri Bantuan Uang, Rumah Ginawan Beratap Asbes Penuh Lubang
Pj Gubernur Ngrombo Entaskan Kemiskinan Ekstrem di Bali, Beri Bantuan Uang Hingga Bedah Rumah Warga Tak Mampu
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Pertama, bantuan diserahkan Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra kepada warga Br. Dinas Bantas, Desa Baturinggit, Pekak Kontit (70) dan Odah Kunter (66) berupa pakaian layak, selimut, sembako, peralatan dapur serta tempat penyimpanan air (ember tertutup) karena mereka mengambil air sangat jauh, dan diserahkan dalam bentuk uang tunai.
Pasangan suami istri yang memiliki 4 orang anak (tinggal di desa lain), memilih tetap tinggal di lokasi terpencil dan jauh dari hiruk pikuk keramaian.
Terlihat dari keseharian mereka, hanya Pekak Kontit yang tetap beraktivitas dengan beternak sapi.
Lokasi rumahnya yang jauh dari sumber mata air, mengharuskan Pekak Kuntit mencari air ratusan meter ke bawah, dan menggunakan kuda.
Apabila musim penghujan tiba, pasutri ini dapat menampung air dan disimpan kedalam kendi, yang tampak sudah kusam dan jauh dari kata bersih.
"Penting bagi kita semua untuk turun dan mengunjungi warga kurang mampu dan membutuhkan perhatian, agar kita semua tahu bahwa masih banyak yang harus dibantu," ungkap Sekda Dewa Made Indra.
Selanjutnya, Dewa Indra meletakkan batu pertama bantuan bedah rumah kepada Wayan Buda warga Banjar Dinas Beluhu Kangin, Desa Tulamben, Kecamatan Kubu.
Perbekel Desa Tulamben Nyoman Pica mengatakan Wayan Buda pantas mendapatkan bantuan mengingat kondisi perekonomian keluarganya yang kurang mampu sebagai buruh serabutan.
"Sebelumnya ia tinggal di kebun. Kesehariannya sebagai buruh serabutan. Bantuan yang diberikan sangat bermanfaat bagi warga kami ini,” ujarnya.
Aparat Desa Proaktif
Setelah sebelumnya turun ke Kabupaten Buleleng dan Karangasem, aksi ngrombo ini menyasar warga kurang mampu di Kabupaten Bangli, Senin 15 April 2024.
Bantuan diberikan kepada tiga keluarga.
Penyerahan bantuan diawali di kediaman Pekak Nyoman Sayang yang berlokasi di Banjar Sukawana, Desa Sukawana, Kintamani. Untuk sampai di rumah Pekak Sayang, rombongan harus melewati jalan kecil berkelok-kelok terjal, dilanjutkan dengan jalan setapak yang tak bisa dilalui kendaraan.
Bersama sang istri dan dua putranya, Pekak Sayang menempati rumah tak layak huni berlantai tanah dengan tiang penyangga miring.
Untuk melindungi dari hujan, atap yang sudah bolong sana-sini ditutup dengan terpal.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.