Harga Beras Masih Membengkak, Bulog Kekeh Impor Beras di Musim Panen

Perum Bulog mengakui tetap melakukan pengadaan dari luar atau impor beras selama musim panen raya ini.

|
ANTARA FOTO/Henry Purba/agr/YU
ANGKUT BERAS - Seorang pegawai Bulog mengangkut beras di gudang Bulog, baru-baru ini. Bulog tetap impor beras selama musim panen. 

Hal ini ini dilakukan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan melalui pemenuhan stok beras nasional yang bersumber dari produksi dalam negeri.

Hingga, Kamis (2/5) Perum Bulog secara total telah menyerap sebanyak 560 ribu ton GKP atau setara 273 ribu ton beras.

Sementara stok cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikuasai oleh Bulog saat ini mencapai 1,63 juta ton.

"Terakhir Bulog memiliki stok 1,6 juta itu Januari 2020. Jadi lebih dari 4 tahun lalu," kata Bayu.

Bayu memastikan stok ini mencukupi untuk mendukung berbagai program pemerintah melakukan intervensi harga beras, baik melalui program bantuan pangan beras maupun program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

Lebih lanjut, Bayu mengatakan pengamanan stok CBP ini didapatkan melalui dua skema yaitu pengadaan luar dan dalam negeri dari gabah petani.

Ia melaporkan sampai dengan, Kamis (2/5), Bulog telah melaksanakan pengadaan dalam negeri sebesar 273 ribu ton beras.

Sementara, realisasi importasi beras telah mencapai 1,3 juta ton beras yang dimasukkan melalui 26 pelabuhan.

"Kita selalu berusaha anytime stok di atas satu juta," jelas Bayu. (kontan)

Baca juga: Panen Raya, Harga Gabah Kembali Normal di Rp 4.500 per Kg, Harga Beras Turun

Harga beras naik

DIREKTUR Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurti membeberkan alasan harga beras saat ini masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Bayu mengatakan ada beberapa kondisi yang menyebabkan harga beras masih tinggi. Pertama, karena pedagang tahu masa panen segera usai, sehingga perlu menjaga stok.

Kedua, dampak dari ketegangan geopolitik dan melemahnya nilai rupiah yang membuat harga beras masih berfluktuasi di pasar dunia.

"Pedagang juga tahu itu. Jadi tampaknya teman-teman di ritel itu memperhitungkan faktor-faktor tadi," kata Bayu usai penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua di Jakarta, Jumat (3/5).

Untuk itu, saat ini Bulog tengah menyusun berbagai program agar bisa memiliki kewenangan lebih melakukan intervensi harga di pasar.

Halaman
123
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved