Berita Bangli
Dinas PKP Bangli Gelar Pasar Tani 20 Kali Setahun Demi Tekan Inflasi
kegiatan Pasar Tani ini merupakan salah satu aksi dari tim penanggulangan inflasi daerah.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli kian menggencarkan pelaksanaan Pasar Tani.
Di tahun 2024 ini, bahkan telah direncanakan pelaksanaannya sebanyak 20 kali.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma.
Kata dia, kegiatan Pasar Tani ini merupakan salah satu aksi dari tim penanggulangan inflasi daerah.
Baca juga: Petani Enggan Tanam Bawang Putih, Dinas PKP Bangli Akan Sisipkan Jika Ada Bantuan
Karenanya di tahun 2024, pihaknya merancang pelaksanaan Pasar Tani sebanyak 20 kali dalam setahun.
"Pelaksanaannya ada yang terpusat, seperti hari ini dilaksanakan di Alun-alun Bangli serangkaian HUT Bangli. Serta adapula yang menyebar ke setiap kecamatan. Pelaksanaan Pasar Tani juga dijadwalkan jelang hari-hari keagamaan tertentu. Seperti pada September mendatang, karena menjelang hari raya Galungan dan Kuningan," ucapnya, Selasa 14 Mei 2024.
Lanjut Sarma, pelaksanaan Pasar Tani didasari lantaran pangan merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi, serta pemenuhannya merupakan kewajiban pemerintah.
Sebab itu pula akses pangan yang murah dan terjangkau harus selalu tersedia.
Mengacu pada pengalaman-pengalaman sebelumnya, imbuh Sarma, kelompok bahan pangan pokok menjadi penyumbang inflasi terbesar.
Karenanya, menurut Sarma, konsep Pasar Tani ini sesungguhnya untuk memperpendek rantai pasar.
"Pasar Tani ini memfasilitasi pertemuan produsen dengan konsumen. Kita berikan subsidi transport, sehingga harga barang yang dijual lebih murah. Karena menggunakan harga di tingkat petani," tandasnya.
Sementara I Nengah Suwela salah satu petani mengaku pihaknya merasa terbantu dengan pelaksanaan Pasar Tani ini.
Sebab, berbagai komoditas yang dihasilkan seperti sayur mayur, buncis, kol, tomat, ketela, bawang, cabai bisa langsung dibeli konsumen.
"Bagi kami para petani, tentu kegiatan ini sangat membantu kami untuk memasarkan produk. Kami harap kegiatan seperti ini bisa dilakukan secara berkelanjutan," harap pria asal Desa Terunyan, Kecamatan Kintamani itu. (mer)
Kumpulan Artikel Bangli
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.