Berita Klungkung

PASCA Kecelakaan Bus di Subang, Dinas Pendidikan Klungkung Sebut Study Tour Harus Sesuai Prosedur!

Bahkan beberapa daerah telah mengeluarkan surat edaran, untuk melarang kegiatan study tour ke luar daerah. Pasca kecelakaan di Subang.

Tribun Jabar/Deanza Falevi
Kecelakaan Maut - Petugas mengevakuasi bangkai bus pariwisata PO Trans Putera Fajar pengangkut rombongan siswa SMK Lingga Kencana Depok, yang mengalami kecelakaan di turunan Ciater, Subang, Jabar, Sabtu (11/5) malam. Rem bus blong saat melewati turunan lalu oleng menabrak mobil dan sepeda motor, baru berhenti setelah menabrak tiang listrik yang menyebabkan 11 orang tewas di lokasi. 

TRIBUN-BALI.COM - Pasca musibah kecelakaan bus, yang menewaskan belasan siswa di Subang Jawa Barat.

Kegiatan study tour kemudian mulai menjadi pro dan kontra di tengah masyarakat.

Bahkan beberapa daerah telah mengeluarkan surat edaran, untuk melarang kegiatan study tour ke luar daerah.

Sementara di Klungkung, Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, tidak melarang kegiatan study tour oleh sekolah.

Sepanjang para orangtua mengizinkan dan kegiatan study tour dipersiapkan sebaik-baiknya.

Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, I Ketut Sujana mengatakan, kegiatan study tour atau tamasya harus diketahui oleh pihak Dinas Pendidikan.

 

Baca juga: TRAGEDI Kecelakaan, Diduga Tak Cakap Naik Kendaraan, Motor Sewaan WNA Jatuh ke Jurang di Gianyar

Baca juga: KECELAKAAN Maut di Subang, Bus Wisata Meluncur Terguling ,10 Siswa & 1 Guru Tewas Usai Study Tour

Kepala Dinas Pendidikan Klungkung I Ketut Sujana.
Kepala Dinas Pendidikan Klungkung I Ketut Sujana. (ISTIMEWA)

Setiap sekolah sebelum melaksanakan study tour, harus melibatkan komite yang merupakan orangtua siswa.

Mengingat kegiatan study tour butuh pembiayaan. Study tour baru bisa telaksana, jika orangtua memberikan izin.

"Setelah orangtua siswa memberikan izin, barulah pihak sekolah wajib melapor ke Dinas Pendidikan," ungkap Sujana.

Terkait dengan kejadian di Subang yang menewaskan belasan siswa, menurutnya kecelakaan biasa terjadi di mana saja.

Hanya saja ia mengimbau jika sekolah mengadakan kegiatan study tour, untuk tetap mengedepankan keselamatan bersama.

"Bagi sekolah yang melaksanakan kegiatan study tour, untuk tetap mengedepankan keselamatan bersama, dan kegiatan dipersiapkan sebaik-baiknya," imbaunya. (mit)

Tragedi Kecelakaan Subang 

SMK Lingga Kencana Depok, Jawa Barat berduka. Sebab bus yang membawa siswa mengalami kecelakaan maut. Bus pariwisata Putera Fajar dengan nopol AD 7524 OG terguling di Jalan Raya Palasari, Desa Palasari Kecamatan Ciater, Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5) malam sekitar pukul 18.45 WIB.

Akibatnya 11 orang tewas, 15 orang luka berat dan 11 orang luka ringan. Sang sopir bernama Sudira selamat dan kini dirawat di RSUD Subang, Jawa Barat. Rombongan siswa dan guru itu hendak ke Bandung untuk melakukan perpisahan akhir tahun.

Sudira menjelaskan, saat bus mau menuju jalan menurun tiba-tiba rem tak berfungsi. Hal itu diketahuinya saat menginjak rem.

"Saat memasuki jalanan menurun tiba-tiba rem tak berfungsi. Enggak ada angin. Kalau enggak ada angin masukin gigi enggak bisa," kata Sudira.

Mengetahui rem tak berfungsi, lanjutnya, ia berusaha mencari tempat penyelamatan, namun dari penglihatannya tempat yang bisa dijadikan tempat penyelamatan tak ada. Bus tersebut akhirnya melaju kencang menyusuri jalanan menurun.

Ia pun tetap menginjak rem berkali-kali dengan harapan dapat kembali berfungsi. Lantaran dari awal niatnya menyelamatkan para penumpang dan khawatir bus semakin tak terkendali, maka ia pun membanting stir ke kanan.

Ternyata bus menabrak mobil dan sejumlah motor. Bus kemudian terguling dan terseret mengikuti jalanan yang menurun dan akhirnya berhenti setelah menabrak tiang listrik.

"Saya berusaha meminimalisir kecelakaan, makanya saya membanting stir ke kanan jalan. Namun, bus menabrak mobil dan akhirnya terguling. Bus berhenti setelah menabrak tiang listrik," ujarnya.

Sudira mengungkapkan bahwa sistem pengereman bus sempat bermasalah saat istirahat makan di RM Bang Jun. Kala itu ia memanggil montir untuk memperbaiki sistem pengereman. Kemudian rem sudah kembali berfungsi. "Saya sudah niat bila rem kembali bermasalah, maka para siswa itu saya akan pindahkan ke bus lainnya. Namun, kecelakaan lebih dulu terjadi," ujarnya.

Sudira mengatakan, ia melawati Jalan Raya Palasari, Desa Palasari Kecamatan Ciater, Subang bukan kali pertama. Ia melewati jalan tersebut sejak ia bekerja menjadi sopir bus Damri 20 tahun yang lalu.

"Sejak 20 tahun lalu saya melewati jalan ini. Hampir setiap minggu ke sini. Jadi saya tahu medannya walaupun kondisi gelap," tuturnya.

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, bus pariwisata yang mengalami kecelakaan maut di Subang tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala sudah kadaluarsa sejak Desember 2023 lalu. Bus tersebut memiliki tulisan di bagian belakang Trans Putera Fajar.

"Pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kadaluarsa sejak 6 Desember 2023," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal.

Aznal mengatakan, Ditjen Hubdat saat ini sedang berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut. Selain itu, Ditjen Hubdat juga mengimbau kepada seluruh Perusahaan Otobus (PO) dan pengemudi untuk memeriksa secara berkala kondisi armada dan melakukan pendaftaran izin angkutan serta rutin melakukan uji berkala kendaraan.

"Di samping itu, diimbau kepada seluruh masyarakat yang menggunakan angkutan umum bus dapat memeriksa kelayakan kendaraan sebelum keberangkatan pada aplikasi Mitra Darat yang dapat diunduh pada smartphone," tutur Aznal.

Terpisah, Kadishub Subang Asep Setia Permana yang berada di lokasi kejadian kecelakaan menyampaikan, kecelakaan bus dengan kendaraan lainnya terjadi sekitar pukul 18.30 WIB. Dugaan awal dari peristiwa ini yaitu bus mengalami rem blong saat berada di jalanan turun.

Sehingga, sopir bus kehilangan kendali dan akhirnya bus menabrak kendaraan lain dan terguling. "Bus akhirnya menabrak satu mobil pribadi dan beberapa motor, sebelum terguling," kata Asep.

Menurutnya, berdasarkan keterangan warga di lokasi, pelajar yang ada di dalam bus berteriak ke warga sebelum akhirnya terguling. "Sebab menurut warga, para siswa di dalam bus sudah teriak semua, sebelum bus kecelakaan," kata Asep.

Menurut Asep, beberapa saat setelah kejadian banyak korban tewas tergeletak di lokasi kejadian sebelum akhirnya dievakuasi. "Sampai malam ini ada 2 korban tewas terjepit badan bus yang terguling, masih ada di lokasi dan sedang kita coba evakuasi," kata Asep.

Ia mengatakan, untuk korban tewas, luka berat dan lainnya dievakuasi ke Puskesmas Ciater dan RSUD Subang. Dari data di dalam bus, kata Asep, diperkirakan penumpang berjumlah sekitar 40 orang. "Untuk sopir bus mengalami luka berat dan sudah dievakuasi ke rumah sakit terdekat," kata Asep. (tribun network)

Kecelakaan Maut Bus Berisi Rombongan Siswa SMK di Subang Tewaskan 11 Orang, Ini Daftar Korbannya!
Kecelakaan Maut Bus Berisi Rombongan Siswa SMK di Subang Tewaskan 11 Orang, Ini Daftar Korbannya! (Tribunnews)

Siswa Histeris di Dalam Bus

WARGA sekitar, Narno mengatakan, saat bus melaju dari atas, semua penumpang sudah berteriak histeris. "Remnya blong katanya dari atas," ujar Narno di lokasi kejadian.

Menurutnya, banyak korban tewas tergeletak di lokasi kejadian. Bahkan beberapa korban tertimpa badan bus. Warga sekitar, kata Narno, berdatangan mengevakuasi para korban ke rumah sakit. "Kecelakaan terjadi saat bus melaju dari arah Bandung menuju Subang. Diduga rem blong, bus kemudian menabrak sejumlah motor dan minibus, lalu terguling," katanya.

Adewiyah, salah seorang guru pendamping yang selamat mengatakan, selama dalam perjalanan dari Cihampelas ke Ciater hingga magrib, kondisi bus masih normal. Rombongan SMK Lingga Kencana Depok beristirahat saat shalat maghrib dan para penumpang makan di RM Bang Jun.

Saat istirahat makan, kondektur bus memperbaiki bus, tapi ia tidak mengetahui kendala apa yang dialami bus tersebut. Namun, anak-anak menyebutkan kondektur bus sedang memperbaiki rem. Diduga rem mengalami masalah.

Kemudian setelah istirahat salat magrib dan makan, perjalanan pun dilanjutkan. Saat berjalan lima menit, bus langsung oleng dan menabrak mobil Feroza serta 3 motor dan akhirnya terguling. Saat bus oleng di jalanan menurun, siswa SMK Lingga Kencana Depok panik.

"Saat mobil oleng dan menabrak Feroza anak-anak langsung menjerit sambil mengucapkan takbir Allahu Akbar.... Allahu Akbar. Hingga akhirnya mobil terguling dan kita sudah tak tahu apa-apa lagi," ucapnya.

Adewiyah juga menjelaskan, rombongan pelajar kelas XII SMK Lingga Kencana Depok semuanya berjumlah tiga bus, berangkat dari Depok pada Jumat (10/5).

"Pada saat berangkat sempat berwisata dulu di Tangkuban Perahu, kemudian langsung ke Bandung untuk merayakan perpisahan kelas XII di Hotel Nalendra Cihampelas," ucapnya.

Penumpang bus Putera Fajar yang terguling adalah 53 siswa, guru pendamping tiga orang, dan kru bus 4 orang. "Siswa kami yang meninggal semuanya berjumlah sembilan orang dan satu orang guru," ucapnya.

Perkembangan terbaru ada 11 orang tewas. Kesebelas korban tewas itu telah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Subang. (Tribun Network)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved