Berita Bali

50 Titik Kode Transaksi Narkoba Dihapus! Semua di Wilayah Kuta Utara, Pasca Pabrik Narkoba Digrebek

Kasat Resnarkoba Polres Badung AKP Muhammad Taufik Effendi mengatakan, kode-kode atau akses peredaran gelap Narkoba itu mulai dihapus.

ISTIMEWA
Hapus Kode - Jajaran Polres Badung bersama Linmas Tibubeneng saat melakukan penghapusan kode peredaran Narkoba jaringan Hydra pada Kamis (16/5). Penghapusan itu pasca digerebeknya pabrik Narkoba jaringan Hydra di Sunny Village, Tibubeneng, Kuta Utara, Badung. 


Perketat Pengawasan Orang Asing!

PEMKAB Badung sepertinya tidak bisa berbuat banyak mengenai ulah wisatawan yang datang ke Badung. Terakhir, yang paling menggemparkan adalah pabrik Narkoba yang dibangun para NA di kawasan Sunny village, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara Badung.

Temuan pabrik Narkoba jaringan internasional itu tentu mempengaruhi pariwisata di Gumi Keris. Selain itu, juga membuat resah masyarakat setempat, karena Bali khususnya Badung digunakan sebagai bisnis Narkoba.

Melihat kondisi itu, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengaku sangat menyayangkan adanya kasus tersebut.

Kendati demikian, pihaknya juga sangat mengapresiasi aparat penegak hukum yang sudah berhasil mengungkap kasus tersebut.

“Semua ini menjadi pelajaran buat kita, untuk berhati-hati. Walaupun kita sangat mengharapkan kunjungan wisatawan, tapi kita juga harus memperhatikan secara kualitas,” ujar Adi Arnawa, Jumat (17/5).

Pihaknya mengakui, pemantauan terhadap orang asing yang datang ke Bali harus diperketat. Dalam pemantauan harus dilakukan selektif, karena bagaimanapun juga pengawasan dilakukan melalui Imigrasi, Pengawasan Orang Asing di pemerintah daerah.

“Ini coba kita akan dorong. Jangan sampai kasus ini terulang lagi, apalagi sampai membuat pabrik Narkoba,” ucapnya.

Adi Arnawa mengaku, wisatawan saat ini memang sangat banyak ke Bali. Bahkan di wilayah Kuta Utara, wisatawan Rusia dan Ukraina memang banyak.

“Wisatawan saat ini banyak yang datang ke Bali, sampai disebut ada kampung Rusia. Tapi itu kan hanya sebutan-sebutan saja, yang kebetulan pasca perang yang terjadi antar dua negara (Rusia dan Ukraina) itu, warganya banyak datang ke Bali,” bebernya sembari mengatakan kebetulan Badung menjadi pusat destinasi, sehingga mereka berkumpul ke Badung.

Disinggung mengenai pengawasan vila di Badung, mengingat banyak milik orang asing, Adi Arnawa juga tidak memungkiri di kawasan pariwisata banyak vila yang dimiliki orang luar.

“Jadi yang namanya kawasan pariwisata, tentu tidak wisatawan yang liburan saja yang datang. Tentu wisatawan atau orang luar juga datang untuk berinvestasi. Di sinilah kita harus pilah-pilah sehingga bagaimana kita bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Sebisa mungkin potensi yang kita punya ya kita garap dengan kemampuan yang kita punya,” jelasnya.

“Tetapi kalau semuanya kita serahkan, kita berikan kepada orang luar akan menjadi masalah seperti ini,” sambungnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya mendorong masyarakat membuat Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Bahkan Pemkab Badung membuat kebijakan untuk membantu UMKM dengan memberikan fasilitas kredit dengan bunga dibayarkan oleh pemerintah.

“Program ini tujuannya untuk mengembangkan UMKM yang ada di Badung. Jika semua UMKM bisa berkembang akan menyerap tenaga kerja di Badung dan bisa meningkatkan perekonomian dalam suatu wilayah, situasi akan berbeda,” pungkasnya. (gus)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved