Berita Bali
50 Titik Kode Transaksi Narkoba Dihapus! Semua di Wilayah Kuta Utara, Pasca Pabrik Narkoba Digrebek
Kasat Resnarkoba Polres Badung AKP Muhammad Taufik Effendi mengatakan, kode-kode atau akses peredaran gelap Narkoba itu mulai dihapus.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Perketat Pengawasan Orang Asing!
PEMKAB Badung sepertinya tidak bisa berbuat banyak mengenai ulah wisatawan yang datang ke Badung. Terakhir, yang paling menggemparkan adalah pabrik Narkoba yang dibangun para NA di kawasan Sunny village, Desa Tibubeneng, Kecamatan Kuta Utara Badung.
Temuan pabrik Narkoba jaringan internasional itu tentu mempengaruhi pariwisata di Gumi Keris. Selain itu, juga membuat resah masyarakat setempat, karena Bali khususnya Badung digunakan sebagai bisnis Narkoba.
Melihat kondisi itu, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mengaku sangat menyayangkan adanya kasus tersebut.
Kendati demikian, pihaknya juga sangat mengapresiasi aparat penegak hukum yang sudah berhasil mengungkap kasus tersebut.
“Semua ini menjadi pelajaran buat kita, untuk berhati-hati. Walaupun kita sangat mengharapkan kunjungan wisatawan, tapi kita juga harus memperhatikan secara kualitas,” ujar Adi Arnawa, Jumat (17/5).
Pihaknya mengakui, pemantauan terhadap orang asing yang datang ke Bali harus diperketat. Dalam pemantauan harus dilakukan selektif, karena bagaimanapun juga pengawasan dilakukan melalui Imigrasi, Pengawasan Orang Asing di pemerintah daerah.
“Ini coba kita akan dorong. Jangan sampai kasus ini terulang lagi, apalagi sampai membuat pabrik Narkoba,” ucapnya.
Adi Arnawa mengaku, wisatawan saat ini memang sangat banyak ke Bali. Bahkan di wilayah Kuta Utara, wisatawan Rusia dan Ukraina memang banyak.
“Wisatawan saat ini banyak yang datang ke Bali, sampai disebut ada kampung Rusia. Tapi itu kan hanya sebutan-sebutan saja, yang kebetulan pasca perang yang terjadi antar dua negara (Rusia dan Ukraina) itu, warganya banyak datang ke Bali,” bebernya sembari mengatakan kebetulan Badung menjadi pusat destinasi, sehingga mereka berkumpul ke Badung.
Disinggung mengenai pengawasan vila di Badung, mengingat banyak milik orang asing, Adi Arnawa juga tidak memungkiri di kawasan pariwisata banyak vila yang dimiliki orang luar.
“Jadi yang namanya kawasan pariwisata, tentu tidak wisatawan yang liburan saja yang datang. Tentu wisatawan atau orang luar juga datang untuk berinvestasi. Di sinilah kita harus pilah-pilah sehingga bagaimana kita bisa menjadi tuan di rumahnya sendiri. Sebisa mungkin potensi yang kita punya ya kita garap dengan kemampuan yang kita punya,” jelasnya.
“Tetapi kalau semuanya kita serahkan, kita berikan kepada orang luar akan menjadi masalah seperti ini,” sambungnya.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya mendorong masyarakat membuat Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM). Bahkan Pemkab Badung membuat kebijakan untuk membantu UMKM dengan memberikan fasilitas kredit dengan bunga dibayarkan oleh pemerintah.
“Program ini tujuannya untuk mengembangkan UMKM yang ada di Badung. Jika semua UMKM bisa berkembang akan menyerap tenaga kerja di Badung dan bisa meningkatkan perekonomian dalam suatu wilayah, situasi akan berbeda,” pungkasnya. (gus)
Penyebrangan Fast Boat di Pelabuhan Padangbai Bali Ditutup Sementara, Cuaca Buruk di Selat Lombok |
![]() |
---|
Kepala KSOP: Alur Penyeberangan Sesuai Situasi Cuaca BMKG, Penumpang Diimbau Pakai Life Jacket |
![]() |
---|
PHDI Bali Tanggapi Paralayang di Pura Gunung Payung: Aturan Sudah Ada, Sekarang Tinggal Penerapan |
![]() |
---|
Gara-gara Bercanda Ada Bom di Pesawat, Penumpang NAM Air Diamankan Petugas Bandara Ngurah Rai Bali |
![]() |
---|
TIDAK Etis Petugas Imigrasi Miliki Tato, Menteri Imipas: Tidak Wajar dan Tidak Pantas! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.