Kebakaran di Denpasar

KAGET Lihat Kepulan Asap, Rumah di Sutoyo Denpasar Terbakar, Sampai Kerahkan Armada dari Badung

Mengetahui kejadian itu, Arnaja berusaha menyiramkan air dengan menggunakan ember untuk memadamkan api. Namun, usahanya itu tak membuahkan hasil.

Penulis: Ida Bagus Putu Mahendra | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
Tribun Bali/Ida Bagus Putu Mahendra
Pemadaman - Situasi pemadaman api yang membakar rumah pada di Jl Sutoyo, Denpasar, Senin (20/5). 

Pemadaman Terkendala Angin

KEPALA Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Denpasar I Made Tirana mengaku sempat terkendala angin saat melakukan pemadaman api. Pasalnya, angin cukup kencang sehingga membuat asap semakin pekat.

Kendati demikian, Tirana mengaku pihaknya dapat mengatasi hal tersebut dengan berbagai upaya.

“Kendalanya anginnya cukup keras. Sehingga menyulitkan untuk memadamkan. Saat mulai gerak kami, asap cukup tebal, angin keras. Itu kendala. Tapi dapat kami atasi,” ujarnya.

Walhasil, api berhasil dijinakkan setelah 2 jam berselang, termasuk proses pendinginan. BPBD dan Dinas Sosial bertugas untuk mendata kerugian yang disebabkan dari kebakaran tersebut.

“Astungkara api bisa dipadamkan sekitar 2 jam. Pendinginan juga sudah selesai. Tinggal BPBD dan Dinas Sosial yang mendata kerugian yang disebabkan oleh kebakaran,” pungkasnya.

Saat pemadaman, petugas Dinas Perhubungan dan Pecalang berjaga di Simpang Empat Jalan Sutoyo - Jalan Hasanuddin, Denpasar guna mengatur arus lalu lintas.

Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara juga terlihat hadir memantau proses pemadaman api. Salah satu keluarga korban, Ida Bagus Rama (58) mengaku tak mengetahui pemicu kebakaran itu. Sebab, rumah kala itu sedang kosong.

Pun dengan keluarga lainnya yang tinggal di TKP. Mereka, kata Rama, sedang tak berada di rumah karena sejumlah aktivitas. Mulai dari bekerja, hingga kesibukan lainnya.

“Nggak tahu dari mana sumber (penyebab) apinya. Saya tinggal di Drupadi. (Yang tinggal di TKP) ibu sama bapak saya. Sama ada keponakan dan istrinya,” ujarnya.

Disinggung kronologi, mulanya Rama mendapat panggilan telepon dari salah seorang rekannya yang menyampaikan bahwa terjadi kebakaran.

Mengetahui hal itu, Rama kemudian menyambangi TKP dan mendapati kediaman kedua orangtuanya telah terbakar. "Ada yang telepon. Teman di sini yang menelepon. Mungkin sekitar jam 10.30 Wita. Ini atap. Terbuat dari kayu. Ini (awal mula api) dari lantai dua,” ujarnya.

Terkait kerugian, Rama tak dapat menyebutkan secara pasti. Namun, dia memperkirakan kerugian mencapai ratusan juta rupiah. “Belum (menghitung). Kemungkinan lebih (Rp 500 juta),” pungkasnya. (mah)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved