Berita Tabanan

136.395 Orang Kunjungi DTW Jatiluwih Bali, Didominasi WNA Eropa

Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna mengatakan, terhitung sejak pandemi mereda, kunjungan di Jatiluwih meningkat.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
istimewa
Kunjungan para delegasi dari berbagai negara ke DTW Jatiluwih, Sabtu 25 Mei 2024 - 136.395 Orang Kunjungi DTW Jatiluwih Bali, Didominasi WNA Eropa 

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN- Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali sepenuhnya pulih.

Kunjungan harian mulai meningkat sejak awal tahun 2024.

Rata-rata harian berkisar dari 900 hingga 1.200 orang.

Pada Mei 2024 ini, keseluruhan kunjungan terhitung 136.395 wisatawan, berkunjung ke warisan budaya tak benda yang diakui UNESCO tersebut.

Baca juga: Delegasi WWF Soroti Bangunan Dibangun di Sawah DTW Jatiluwih Tabanan

Manager DTW Jatiluwih, I Ketut Purna mengatakan, terhitung sejak pandemi mereda, kunjungan di Jatiluwih meningkat.

Dominasi wisatawan, lebih besar dari kawasan Eropa.

Dibanding dengan wisatawan asing lainnya dan domestik.

Misalnya saja, dari negara Perancis, Jerman, dan Inggris.

“Dominasi tetap dari Eropa. Asia masih kurang dan juga domestik. Mungkin kalau domestik karena ini persawahan. Jadi mereka bosan lihat sawah. Tapi kalau Eropa memang cukup gemar dengan berjalan-jalan berkeliling sawah,” ucapnya, Minggu 26 Mei 2024.

Selain Eropa, kata Purna, kunjungan juga banyak dari wisatawan di benua Asia.

Contohnya ialah dari negara Malaysia, India, Philipina dan Singapura.

“Untuk prosentase 80 persen Eropa, 10 persen Asia dan 10 pagi domestik,” imbuhnya.

Purna mengaku, sedang menggodok supaya kunjungan tidak hanya Eropa.

Namun, Asia dan domestik juga diharapkan meningkat di tahun 2024 ini.

Terlebih lagi, mengincar wisatawan domestik dari berbagai daerah di Indonesia.

Makanya, pihaknya per April kemarin tetap memasang tarif tiket domestik sama. Tidak ada kenaikan.

Berbeda halnya dengan turis asing yang sudah naik hingga sebesar Rp 50 ribu per orang masuk ke DTW Jatiluwih.

“WNA per April kemarin Rp 50 ribu, domestik tetap Rp 15 ribu. Seperti saya bilang tadi, bahwa kami ingin meningkatkan kunjungan domestik (alasan tidak menaikkan harga tiket),” ungkapnya.

Disinggung terkait dengan masalah bangunan, Purna mengakui, bahwa dalam kunjungan delegasi ada sorotan terhadap hal itu.

Namun, soal bangunan itu memang punya orang di luar Jatiluwih.

Ada kekhawatiran pihaknya bahwa status heritage ini akan dicabut.

Itu akan berdampak pada ekonomi masyarakat Jatiluwih.

“Kami akan mengajak atasan di kabupaten untuk ada konsensus dari desa dengan kabupaten. Masyarakat juga harus mengerti, bahwa dampak dari pemberian gelar itu luar biasa. Itu yang bisa mendatangkan tamu. Kami tidak ingin status ini dicabut. Pasti akan berdampak luar biasa ke masyarakat Jatiluwih,” bebernya. (ang).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved