Bisnis

Harga Tomat Belum Stabil di Bangli Sejak Awal Tahun 2024

Kendati turun harga, Sutriani mengaku harga tersebut belum bisa dibilang stabil. Sebab harga dari pengepul masih tergolong fluktuatif.

Muhammad Fredey/Tribun Bali
Layani pembeli - Pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Kidul, Ni Ketut Sutriani, saat melayani pembeli. Diketahui harga tomat hingga bulan Mei masih tergolong tinggi. Sedangkan harga cabai rawit merah turun drastis, yakni di harga Rp 30 ribu per kilo. 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Harga salah satu kebutuhan dapur yakni tomat, hingga kini masih belum stabil. Di pasar tradisional, harga komoditas ini masih tergolong tinggi dari harga normal.

Berdasarkan pantauan Senin (27/5/2024), harga tomat di Pasar Kidul Bangli saat ini dijual Rp 20 ribu per kilo.

Menurut salah satu pedagang bernama Ni Ketut Sutriani, harga tersebut sudah termasuk turun.

"Awalnya di harga Rp 22 ribu hingga Rp 25 ribu perkilo. Saat ini harganya Rp 20 ribu perkilo," ucapnya.

Kendati turun harga, Sutriani mengaku harga tersebut belum bisa dibilang stabil. Sebab harga dari pengepul masih tergolong fluktuatif.

"Naik turunnya sekitar Rp 3 ribu. Kadang hari ini turun, besok bisa naik lagi," imbuhnya.

Baca juga: WAJIB Lapor ke Disdikpora Jembrana!  Rancang Surat Edaran Study Tour untuk Semua Sekolah

Baca juga: LAGI Kebakaran TPA Jungutbatu Nusa Penida, Api Mendekati Alat Berat!

Layani pembeli - Pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Kidul, Ni Ketut Sutriani, saat melayani pembeli. Diketahui harga tomat hingga bulan Mei masih tergolong tinggi. Sedangkan harga cabai rawit merah turun drastis, yakni di harga Rp 30 ribu per kilo.
Layani pembeli - Pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Kidul, Ni Ketut Sutriani, saat melayani pembeli. Diketahui harga tomat hingga bulan Mei masih tergolong tinggi. Sedangkan harga cabai rawit merah turun drastis, yakni di harga Rp 30 ribu per kilo. (Muhammad Fredey/Tribun Bali)

Sutriani mengatakan, secara umum harga tomat Rp 20 ribu perkilo masih tergolong tinggi.

Sebab normalnya, harga tomat hanya Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu perkilo.

"Naiknya harga tomat ini sudah terjadi sejak awal tahun 2024. Bahkan di bulan Maret, harga tertinggi tembus hingga Rp 40 ribu perkilo," ucapnya.

Sutriani tidak tahu secara pasti apa penyebab tingginya harga tomat, yang bahkan hingga kini belum normal.

Ia dan para pedagang lain di Pasar Kidul Bangli pun, harus membatasi pembelian tomat.

"Tomat yang saat ini kualitasnya kurang, sehingga dalam sehari sudah banyak yang busuk.

Mungkin karena kadar tanahnya atau seperti apa, saya kurang tau. Kalau tomat kualitas super, dalam waktu empat hari dia masih tahan," katanya.

Layani pembeli - Pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Kidul, Ni Ketut Sutriani, saat melayani pembeli. Diketahui harga tomat hingga bulan Mei masih tergolong tinggi. Sedangkan harga cabai rawit merah turun drastis, yakni di harga Rp 30 ribu per kilo.
Layani pembeli - Pedagang sayur dan bumbu dapur di Pasar Kidul, Ni Ketut Sutriani, saat melayani pembeli. Diketahui harga tomat hingga bulan Mei masih tergolong tinggi. Sedangkan harga cabai rawit merah turun drastis, yakni di harga Rp 30 ribu per kilo. (Muhammad Fredey/Tribun Bali)

Di sisi lain, Sutriani mengatakan harga kebutuhan pokok lainnya saat ini mengalami penurunan cukup signifikan. Seperti cabai rawit merah.

Kata pedagang asal Banjar Tegal, Kelurahan Bebalang itu, normalnya harga cabai rawit merah adalah Rp 50 ribuan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved