Tragedi di Jembatan Bangkung
Komunitas 10 Ribu Mimpi Donasikan Rp 90 Juta Untuk Kakak Beradik Ulah Pati di Jembatan Bangkung
Komunitas 10 Ribu Mimpi Donasikan Rp 90 Juta Untuk Kakak Beradik Ulah Pati di Jembatan Bangkung
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Tewasnya kakak beradik asal Banjar Dinas Rendetin, Desa Bontihing, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng di Jembatan Bangkung mengetuk hati sejumlah pihak.
Kakak beradik yang melakukan ulah pati di Jembatan Bangkung, Petang, Badung itu bernama Ketut Sutama dan Putu Yasa.
Selain karena tewas akibat ulah pati, kedua korban rupanya merupakan warga kurang mampu dan yatim piatu.
Prihatin atas kondisi tersebut, penggiat sosial Komunitas 10 Ribu Mimpi yang diinisiasi oleh Ary Ulangun membuka donasi untuk kedua korban.
Baca juga: Selamat Jalan Ketut Sutama dan Putu Yasa, 2 Jenazah Berpelukan di Jembatan Bangkung Badung
Aksi donasi dibuka sejak Minggu (26/5) kemarin.
Kepada Tribun Bali, Ary Ulangun menyebut hingga Senin (27/5) siang, jumlah donasi yang terkumpul sudah mencapai Rp 90 juta.
Pengumpulan donasi itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan Upacara Pitra Yadnya.
"Jenazah keduanya kan sudah dikubur Senin dinihari karena ulah pati. Jadi donasi ini akan kami berikan untuk biaya upacara selanjutnya. Kalau masih ada sisa, akan kami berikan juga untuk kakak pertamanya yang mengalami disabilitas," jelas Ary.
Baca juga: Selamat Jalan Nengah Metro, Pamitan Terakhir pada Istri Sebelum Kejadian Tragis di Karangasem
Ditambahkan Ary, donasi ini rencananya akan dibuka selama tiga hari, atau akan ditutup hingga Selasa (28/5).
"Kami akan bertemu dulu dengan keluarga almarhum. Kalau dana yang Rp 90 juta ini sudah cukup, donasi akan kami tutup," tandasnya.
Berikut fakta-fakta peristiwa pria akhiri hidup di Jembatan Bangkung:
1. Tulang punggung keluarga
Lelaki yang ditemukan tewas di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang bersama adiknya pada (25/5) diketahui merupakan tulang punggung keluarga.
Pemuda yang ditemukan meninggal dunia di Jembatan Bangkung pada Minggu 25 Mei 2024.
Ia diduga mengakhiri hidup bersama sang adik dengan lompat dari atas jembatan.
Ditemukan bersama meninggal bersama sang adik
Sang kakak berinisial Ketut S berusia 23 tahun, dan adiknya Putu Y diperkirakan baru berusia 4 atau 5 tahun.
Diduga, Ketut S bersama adiknya Putu Y mati ulah pati dengan melompat dari atas jembatan.
Kakak beradik yatim piatu ini berasal dari Banjar Dinas Rendetin, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
“Ketut merupakan tulang punggung keluarga, kakak pertamanya yang perempuan kondisinya kurang sehat,” ucap Kepala Dusun (Kadus) Rendetin, Made Artana kepada Tribun Bali.
2. Yatim piatu dari keluarga tak mampu
Made Artana menyebutkan, Ketut S dan Putu Y merupakan yatim piatu.
Ayahnya meninggal sekitar lima tahun lalu. Sedang sang ibu meninggal dua tahun lalu.
Mereka tinggal di rumahnya di Banjar Dinas Rendetin.
“Mereka memang dari keluarga kurang mampu karena yatim piatu,” ujarnya.
3. Almarhum kerja di bengkel
Ia menjelaskanya jika dirinya selama ini sudah aktif memberi bantuan kepada keluarga Ketut S.
Terlebih sejak mereka jadi yatim piatu.
“Dia sehari-harinya kerja di bengkel,” paparnya.
4. Warga Pelaga kaget
Aksi bunuh diri yang dilakukan oleh dua orang adik kakak di Jembatan Bangkung, Badung, menggegerkan warga sekitar.
Sontak warga Desa Pelaga pun gempar melihat tragedi itu.
Bahkan ssjumlah warga yang melintas di jalan Raya Tukad Bangkung juga ikut berhenti melihat ke bawah jembatan.
Kejadian bunuh diri itu pun diperkirakan masih terjadi sekitar pukul 06.00 wita.
Dari informasi yang digali di Polsek Petang, ternyata memang benar ada pemuda yang diduga bersama adiknya melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari jembatan.
Kendati demikian sampai malam tadi masih dilakukan proses evakuasi.
"Iya tadi sore diduga ada yang bunuh diri dengan terjun dari jembatan bersama adiknya. Karena jasad yang ditemukan dua orang laki-laki," ujar salah satu aparat kepolisian.
Pihaknya mengaku evakuasi juga cukup sulit dan memakan waktu. Pasalnya untuk turun ke bawah jembatan membutuhkan waktu.
"Sampai malam tadi evakuasi di bawah jembatan. Katanya si yang bunuh diri itu yatim piatu," bebernya.
"Pihak kepolisian juga sudah konfirmasi ke Singaraja. Sementara jenasahnya akan dititip di Rumah Sakit di Pelaga," imbuhnya.
Dikonfirmasi terpisah Kasi Humas Polres Badung Ipda Putu Sukarma juga membenarkan kejadian itu.
Hanya saja pihaknya tidak berani membeberkan kronologi pasti, karena masih evakuasi.
"Petugas masih di TKP, nanti kalau sudah lengkap datanya saya kirim. Namun untuk kasus bunuh diri memang benar adanya," ujarnya singkat.
5.Jenazah Sudah Di Rumah Duka
Jenazah kakak beradik yang meninggal ulah pati di Jembatan Bangkung, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung, Bali, sudah dibawa pulang ke rumah duka, Minggu 25 Mei 2024 malam ini.
Suasana duka pun sangat terasa saat proses pemulangan kedua jenazah kakak beradik ini dari Puskesmas Pelaga
Diketahui, kabar menyedihkan kembali terjadi di Jembatan Bangkung, Minggu sore.
Kakak beradik yatim piatu memilih mengakhiri hidupnya di jembatan “lantang” tersebut.
Kepada tribun-bali.com, Kepala Dusun (Kadus) Rendetin, Made Artana, mengatakan jenazah kakak beradik ini sudah diambil di Puskesmas Pelaga untuk dibawa pulang ke rumah duka di Rendetin, Buleleng.
“Baru saja jenazah dibawa keluar dari Puskesma Pelaga, dan sekarang mau dibawa pulang ke rumah,” katanya saat dihubungi Minggu malam.
Disebutkan, pihak kepolisian sudah melakukan pemeriksan dan visum.
“Dipastikan keduanya meninggal ulah pati. Pihak keluarga sudah ikhlas,” katanya.
Sebelumnya, aktivis sosial asal Buleleng, Ary Ulangun, turut membagikan kabar duka ini lewat akun Instagramnya.
Dari postingannya tersebut, Ary mengungkapkan Ketut S dan Putu Y merupakan 4 saudara yatim piatu.
Mereka kehilangan ayah dan ibunya yang telah meninggal dunia.
Saat dikonfirmasi, Ary Ulangun membenarkan kondisi keluarga Ketut S dan Putu Y yang merupakan yatim piatu.
Diduga, kakak beradik ini memilih jalan mengakhiri hidupnya karena faktor ekonomi.
“Ketut merupakan tulang punggung keluarga, kakak pertamanya yang perempuan kondisinya kurang sehat,” ujarnya.
Disebutkan, pihak keluarga kesulitan untuk biaya pemakaman kedua jenazah kakak beradik ini.
Keluarga pun meminta untuk dibantu agar bisa dicarikan biaya pemakaman kakak beradik Ketut S dan Putu Y.
Jika ada yang berkenan membantu bisa donasi lewat @10ribumimpi di REK BRI 475801025376530
YAYASAN SEPULUH RIBU MIMPI.
Atau via OVO / DANA 085942890333. (*)
Disclaimer: Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling
PASCA Kakak Adik Nekat Akhiri Hidup di Tukad Bangkung, Pemkab Akan Gelar Upacara Karipuhbaya! |
![]() |
---|
Sekitar 49 Yatim Piatu Terdata Dinsos Tabanan, Dalam Pengawasan dan Masih Mendapatkan Bantuan |
![]() |
---|
Kasus Kakak Beradik di Buleleng Akhiri Hidup di Jembatan Bangkung, Ini 'Tamparan' Bagi Pemerintah |
![]() |
---|
KAKAK Sutama, Korban Ulah Pati di Jembatan Bangkung Akan Dibantu Dinsos Buleleng, Simak Beritanya! |
![]() |
---|
SEDIH, Sebelum Ulah Pati di Jembatan Bangkung, Sutama Sempat Ngutang Bensin di Warung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.