Berita Gianyar

Harga Kebutuhan Dapur di Gianyar Bali Melambung

Saat ini, mereka sedang dihadapkan dengan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

Tribun Bali/Arini Valentya Chusni
ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Beban masyarakat akibat ekonomi, seperti tidak pernah selesai.

Seperti yang dialami oleh masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali.

Saat ini, mereka sedang dihadapkan dengan harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.

Baca juga: Digerebek di Kosnya di Panjer Denpasar, Dosa Penghuni Kos Ini Dibayar Mahal

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gianyar, Rabu 29 Mei 2024, diketahui bahwa saat ini sebagian besar kebutuhan dapur masyarakat mengalami kenaikan signifikan.

Mulai dari cabai merah besar, yang harga normalnya 20 ribu per kilogram, kini di pasar dijual seharga Rp 40 ribu.

Harga serupa juga terjadi pada cabai merah keriting, yang harga normalnya Rp 20 ribu per kilogram kini dijual Rp 40 ribu. Harga tinggi juga terjadi pada cabai rawit hijau, yang harga normalnya Rp 12 ribu per kilogram, kini dijual Rp 25 ribu per kilogram.

Kenaikan harga signifikan juga terjadi pada bawang putih ukuran sedang, yang harga normalnya Rp 23 ribu per kilogram, kini dijual seharga Rp 37 ribu per kilogram.

Baca juga: Selamat Jalan Bayi YKA, Terlindas Fortuner Agung di Perumahan Quality Riverside, Kecelakaan Tunggal

Sementara bawang merah yang harga normalnya Rp 20 ribu per kilogram, kini dijual seharga Rp 38 ribu per kilogram.

Tomat sayur, yang harga normalnya hanya Rp 5.000 per kilogram, kini dijual Rp 18 ribu, dan sempat berada di harga Rp 22 ribu per kilogram.

Hal serupa juga terjadi pada tomat buah, yang harga normalnya Rp 5.000 per kilogram, kini dijual seharga Rp 20 ribu, dan sempat menyentuh harga Rp 30 ribu per kilogram.


Kepala Disperindag, Luh Gede Eka Suary membenarkan hal tersebut. Kata dia, daftar harga tersebut merupakan rekapan di Pasar Rakyat Gianyar. Kata dia, kenaikan harga tersebut akibat cuaca ekstrem yang belakangan ini terjadi, sehingga menyebabkan banyak komoditas yang gagal panen. "Kenaikan harga ini akibat permintaan tinggi, sementara stok terbatas karena cuaca ekstrem," ujarnya.


Bercermin dari hal ini, pihaknya pun meminta masyarakat agar menggiatkan Puspa Aman, yakni memanfaatkan lahan yang tersisa di rumah, untuk menanam keperluan dapur, seperti cabai, dan tanaman lain yang cocok dengan iklim di rumah tersebut. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved