Hujan Deras di Bali

BENCANA di Bali, Tanah Longsor Tutup Badan Jalan, 19 Titik di Karangasem & 6 Titik di Klungkung!

Peralihan musim dan cuaca ekstrem di Provinsi menimbulkan bencana hidrometeorologi baik hidrometeorologi kering dan hidrometeorologi basah.

ISTIMEWA
Tanah longsor menimbun akses jalan di Wilayah Bukit Abah di Dusun Kanginan, Desa Besan, Klungkung, Jumat (7/6) pagi. 

"Sebuah pohon yang kondisinya sudah kering tumbang akibat cuaca ekstrem. Tidak ada korban maupun kerugian dan sudah ditangani oleh tim kami," kata Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, Jumat (7/6).

Meskipun begitu, kata dia, masyarakat Jembrana seluruhnya diminta untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah cuaca ekstrem. Sebab, ada potensi sejumlah bencana alam ketika terjadi cuaca ekstrem.

"Sesuai pemetaan kita, potensi bencana alamnya mulai dari longsor, pohon tumbang hingga banjir juga. Jadi kami mohon kewaspadaannya sebagai antisipasi menghadapi cuaca ekstrem ini," tegasnya. (sar/mit/ful/mpa)

Sejumlah perahu memilih parkir di pesisir Pantai Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana karena cuaca buruk, Jumat 7 Juni 2024.
Sejumlah perahu memilih parkir di pesisir Pantai Pengambengan, Kecamatan Negara, Jembrana karena cuaca buruk, Jumat 7 Juni 2024. (ISTIMEWA)

Nelayan Tak Melaut Dua Hari

CUACA ekstrem gelombang tinggi disertai angin kencang yang melanda perairan selatan Bali membuat nelayan di Jembrana tak berani melaut, Jumat (7/6).

Kondisi ini sudah terjadi dalam dua hari terakhir. Untuk mengisi kekosongan, nelayan memilih memperbaiki atau membenahi perahu yang biasa digunakan melaut.

Solihin (52), nelayan di Desa Pengambengan mengaku, kondisi cuaca ekstrem ini sudah terjadi sejak dua hari lalu. Gelombang tinggi disertai angin kencang membuat aktivitas nelayan, khususnya di Jembrana terhenti sementara.

Dia menyebutkan, kondisi gelombang tinggi dan angin kencang ini terjadi di seluruh wilayah selatan Bali, sehingga sebagian besar nelayan memilih tidak melaut untuk meminimalisir risiko.

"Lebih banyak yang tak melaut karena kondisinya seperti ini. Tapi ada juga yang melaut dengan berbagai pertimbangan," ungkapnya, Jumat (7/6).

Selama tidak melaut, kata dia, para nelayan memilih untuk mengambil pekerjaan lain. Beberapa di antaranya memilih untuk bekerja serabutan, dan ada juga yang melakukan servis terhadap perahu yang biasa mereka gunakan untuk melaut.

"Ada yang kerja lain (serabutan), kalau saya servis perahu saja agar nanti cuaca normal langsung melaut," sebutnya.

Meskipun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem ini akan berlangsung selama beberapa hari ke depan, para nelayan berharap agar cuaca segera membaik sehingga mereka bisa kembali melaut dan mendapatkan penghasilan.

"Kami harap beberapa hari kedepan ada cuaca yang mendukung sehingga bisa kembali melaut," harapnya. (mpa)

 

Bupati Gede Dana ikut membersihkan material longsor di Karangasem, Jumat (7/6).
Bupati Gede Dana ikut membersihkan material longsor di Karangasem, Jumat (7/6). (ISTIMEWA)

 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved