Human Interest Story

KISAH Pengusaha Madu Bali Ismail, Berawal Dari Dititipkan Lebah, Berhasil Raup Rp 400 Juta Per Bulan

tahun 2012 Ismail Abdulah sempat menjual madu dengan brand berbeda, dan tahun 2017 ia mulai berjualan madu dengan brand Bali Honey.

tribun bali/ni luh putu wahyuni sari
Ismail Abdulah atau yang akrab disapa Mr. Bee pengusaha madu di Bali. - KISAH Pengusaha Madu Bali Ismail, Berawal Dari Dititipkan Lebah, Berhasil Raup Rp 400 Juta Per Bulan 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Berbagai macam bunga telah tumbuh di Pulau Dewata yang membuat banyak lebah mengumpulkan nektar-nektar dari bunga untuk menghasilkan madu.

Peluang bisnis ini pun dilirik oleh Ismail Abdulah atau yang akrab disapa Mr. Bee.

Ismail mengaku awalnya ia bukanlah berasal dari pengusaha madu.

“Background saya bekerja di perhotelan hospitality, dan brand Bali Honey di mulai pada 1 Juni 2017. Di Tahun 2007 waktu itu sempat buka bisnis peternakan penggemukan sapi. Lalu 2008 paman dari istri saya menitipkan lebahnya untuk dikembangbiakan secara profesional dan saya perlu 4 tahun untuk belajar perlebahan,” kata Ismail, Sabtu 8 Juni 2024.

Baca juga: Utang Rp 20 Juta Berakhir di Pengadilan: Kisah Keluarga yang Terlibat Keroyokan Buleleng Bali

Lebih lanjutnya ia menerangkan, di tahun 2012 ia sempat menjual madu dengan brand berbeda, dan tahun 2017 ia mulai berjualan madu dengan brand Bali Honey.

Awalnya bisnis madu ini bisa dikatakan tidak sengaja karena mendadak ia dititipkan lebah.

Prospek usaha madu mulai Ismail rasakan pada Pandemi Covid-19.

Jadi saat Pandemi banyak usaha yang menurun, namun usaha madu ini justru permintaannya sangat tinggi.

“Walaupun kita pasangkan harga dengan cukup mahal mulai dari situ kita buat strategi marketingnya cukup bagus dan kita mensuplai hotel restoran dan beberapa corporate baik di Bali maupun di luar Bali,” bebernya.

Promosi madu ini dilakukan di hotel dan restoran di Bali, bahkan tiga bulan kemarin ia sudah membuka toko baru untuk mensuplai hotel dan restoran yang ada di Ubud, dan potensinya sangat besar.

Dari berjualan madu ini omzet yang diperoleh Ismail mencapai Rp 300 juta sampai Rp 400 juta per bulannya.

Dengan jumlah madu yang dijual rata-rata delapan kwintal sampai 1 ton per bulannya.

Madu yang didapat dari jenis nektar bunga yang berbeda di Bali.

Contohnya di Karangasem Ismail memiliki lahan pohon jambu mete seluas 1.200 ha meter, di mana bisa menghasilkan madu 1,6 ton madu.

Sementara di Tejakula nektar yang diambil dari pohon mangga, kemudian di Tembok dari nektar pohon rambutan.

Dan di Pupuan dari nektar kopi, sekaligus membantu lebah melakukan penyerbukan di sana, sehingga produksi madu akan meningkat.

“Sangat banyak potensi di Bali untuk menghasilkan madu. Kalau di Bali Barat di sana ada hutan Bali Barat banyak rumput sangket, kalau Jimbaran banyak pohon akasia, bisa panen madu dari bunga akasia, biasanya chef pakai dressing salad, termasuk bunga kaliandra yang dipanen di sekitaran Tianyar dan Pura Besakih dan sangat khas rasanya. Ada advokat juga sudah kita panen,” paparnya.

Varian madu Bali Honey ini ada sekitar 18 jenis dari nektar bunga dengan rasa dan warna yang berbeda-beda.

Ismail sendiri telah menjadi Kepala Divisi Hubungan Luar Negeri di organisasi para peternak lebah madu Indonesia.

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved