Berita Buleleng
Ayam Brahma hingga Alpaca, Melihat Aneka Hewan Impor Bali Farm House di Desa Pancasari
Bali Farm House memiliki koleksi puluhan hewan dengan berbagai jenis yang dapat dilihat dan didekati oleh para pengunjung.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Sebuah agrowisata baru bernama Bali Farm House sudah dibuka di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Destinasi ini menghadirkan pengalaman wisata dengan berbagai hewan impor serta suasana pedesaan yang asri. Sebagian pengunjung merasa seperti berada di Swiss.
Bali Farm House memiliki koleksi puluhan hewan dengan berbagai jenis yang dapat dilihat dan didekati oleh para pengunjung.
Ada kuda poni yang didatangkan dari Belanda, kambing dari Ceko, keledai dari Australia, alpaca dari Peru, unta dari Afrika, ayam silkie dari China hingga ayam Brahma dari India. Selain itu, terdapat pula beberapa hewan lokal seperti kelinci, marmut, hingga angsa.
Para pengunjung juga dapat menunggangi kuda poni, memberi pakan hewan, serta mengikuti edukasi tentang flora dan fauna.
Bali Farm House juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas penunjang seperti restoran, toko souvenir, dan area bermain anak.
Operasional Manager Bali Farm House, Yohanes Suryantomo mengatakan, Buleleng dipilih sebagai lokasi dibangunnya dengan tujuan untuk menambah pengalaman wisatawan yang berkunjung ke Bumi Panji Sakti.
Baca juga: VAR Selama Liga 1 2024, Teco Sebut SDM Masih Penting Awasi Pertandingan, Wasit Diharapkan Fair!
Baca juga: RUPIAH Nyaris Tembus Rp16.300 per Dolar AS, Belanja Negara Akan Membengkak!
"Awal mulanya juga karena tim Bali Zoo melakukan kegiatan outbond di Desa Pancasari ini. Kemudian tim melihat ada potensi wisata farm yang cocok dibangun di Desa Pancasari ini. Karena cuacanya sangat mendukung sehingga dibangun lah Bali Farm House ini," ujarnya, Jumat (14/6).
Yohanes menyebut tiket masuk ke Bali Farm House dibanderol dengan harga Rp 125 ribu untuk dewasa, dan Rp 100 ribu untuk anak-anak.
Tiket ini sudah termasuk voucher makanan senilai Rp 50 ribu yang dapat ditukarkan di restoran. Ia berencana menambah beberapa jenis satwa impor lainnya seperti kapibara, mara patagonia, kangguru, iguana, serta ular piton albino.
Yohanes menyebut pihaknya telah memiliki tim yang berpengalaman untuk merawat seluruh hewan yang ada. Para satwa diberikan pakan dengan menggunakan rumput yang tumbuh di sekitar areal Bali Farm House, serta rumput yang difermentasi (hay) yang didatangkan langsung dari Australia.
"Kami didukung oleh tim serta dokter hewan yang berpengalaman dari Bali Zoo. Sebagian besar pegawai kami juga merupakan warga asal Desa Pancasari. Jadi kami juga memberdayakan masyarakat lokal, " ucapnya.
Meski baru beberapa bulan beroperasi, Yohanes menyebut kunjungan wisatawan di Bali Farm House cukup meningkat. Per hari rata-rata jumlah kunjungan mencapai 300 orang. "Kalau akhir pekan bahkan bisa mencapai 900 sampai 1.000 orang. Sebagian besar didominasi dari wisatawan domestik," tandasnya. (rtu)
Seorang Pegawai Minimarket Meninggal Usai Tabrak Truk di Buleleng Bali, Alami Cedera Kepala Berat |
![]() |
---|
SALING LAPOR Antara Perbekel Selat dan Ni Wayan Wisnawati di Buleleng Berakhir Damai |
![]() |
---|
Raih Medali Emas, Tiga Atlet Woodball Harumkan Nama Buleleng Bali di Kancah Internasional |
![]() |
---|
Tabrak Lari di Buleleng Bali, Deva dan Wahyu Diturunkan di Pinggir Jalan, Korban Dirawat Instensif |
![]() |
---|
Perbekel Selat dan Warganya Sepakat Damai di Bali, Cabut Laporan Dugaan Penganiayaan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.