Berita Bangli

Subak Abian Belantih Bangli Hasilkan Kopi Berkualitas, WNA Terpikat, Bangun Industri Jejaring Kopi

Dari Desa Lereng Gunung Batur Inilah, Kopi Berkualitas Dihasilkan Untuk Coffee Shop di Perkotaan

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Desa Belantih, Kintamani, Bangli, Bali yang menjadi salah satu penghasil kopi Arabika berkualitas di Indonesia - Subak Abian Belantih Bangli Hasilkan Kopi Berkualitas, WNA Terpikat, Bangun Industri Jejaring Kopi 

TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Subak Abian Belantih, Desa Belantih, Kintamani, Bangli, Bali menjadi tempat di penghasil biji kopi berkualitas yang kini banyak dinikmati pecinta minuman kopi di perkotaan.

Kesibukan tampak terlihat di tempat pengolahan biji kopi Dete Coffee milik Made Ratayasa warga asli Kintamani yang mulai mengolah biji kopi sejak 3 tahun belakangan.

Bulan Juni, menjadi bulan panen raya kopi di sana, sejumlah karyawan tampak mengolah ceri kopi dengan petik merah yang menjadi kualitas terbaik untuk diproses dari varietas Arabika USDA, Arabika Colombia Brazil dan Arabika Kopyol.

"Kunci primer dari kopi yang enak itu datang dari kopi cerry yang manis, merah dan matang, kami sortir karena dari pengepul biasanya ada yang masih hijau atau belum matang sempurna, kami olah untuk menghasilkan kopi berkualitas yang kemudian diroaster," kata Made dijumpai Tribun Bali di tempat pengolahan miliknya.

Baca juga: Kisah Pilu Kakak Beradik asal NTT Jadi Korban Tewas Kebakaran Gudang Gas di Bali, Istri Lagi Hamil

Made Ratayasa menjelaskan, ada tahapan dalam mengolah biji kopi selain memilih bahan baku, yakni metode fermentasi dan teknik drying.

"Ketiga tahapan itu penentu menghasilkan kopi yang enak dan baik, tentu dalam tahapan pasti kami dihadapkan kendala, seperti cuaca, kalau cerah, menjemur biji kopi memakan waktu 3 minggu kalau cuaca kurang baik bisa satu bulan atau lebih," bebernya.

Seperti halnya manusia, sebagai bagian dari drying, kopi ternyata juga perlu melakukan yang namanya sauna, Made menyediakan tempat khusus yang dinamai green house untuk sauna biji-biji kopi yang di dalamnya penuh aroma kopi natural proses.

Made menyampaikan, hasil olahan kopi miliknya sudah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia baik di Bali dan luar Bali yang saat ini dapat dirasakan di berbagai coffee shop, bahkan targetnya mengarah ke ekspor.

Di lahan seluas 1 hektare inilah, Made Ratayasa menggantungkan hidupnya merintis dari awal hingga merekrut sejumlah karyawan dari warga lokal untuk diberdayakan sebagai pengolah bahan baku kopi.

Memang, Bali terkenal dengan pemandangan alamnya yang menakjubkan dan kekayaan budayanya telah lama menjadi magnet bagi wisatawan, seperti halnya Warga Negara Asing (WNA) asal Australia, Shae Macnamara yang membangun jejaring kopi melalui Expat Roasters

Bagi Shae saat dijumpai Tribun Bali di kesempatan yang sama, Pulau Dewata menawarkan lebih dari sekedar keindahan pemandangan, namun juga memiliki potensi Food and Beverage selayaknya di kota besar.

Dirinya menggunakan 90 persen kopi Indonesia dari lereng Gunung Batur di Kintamani, Bali, hingga dataran tinggi Jawa Barat dan Aceh, Expat.

Di salah satu perkebunan di Kintamani ini, Shae melihat tanaman kopi dirawat dan dipanen dengan hati-hati oleh petani lokal.

Biji kopi tersebut kemudian melalui berbagai cara pengolahan, dicuci penuh, dan guling basah.

Pasca panen, biji kopi dinilai dan dipanggang di fasilitas Expat Roasters di Denpasar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved