Berita Bangli

KISAH Mangku Tedja Dalami Ilmu Spiritual ke Jawa & Madura, Otodidak dari Lontar Peninggalan Leluhur

Hingga di tahun 1970, Mangku Tedja mulai menekuni ilmu usadha atau pengobatan tradisional Bali. Ilmu tersebut ia pelajari secara otodidak dari lontar

|
DARWIS TRIADI
KISAH HIDUP - Foto Mangku Tedja semasa hidup. 

TRIBUN-BALI.COM - Jro Mangku Tedja Kandel akan dikenang. Jasad tokoh asal Desa Bangbang, Kecamatan Tembuku, Bangli memang sudah menjadi abu, namun tidak dengan namanya. Ia legenda master ilmu leak.

I Made Tedja (73), anak Jro Mangku Tedja menceritakan masa muda ayahnya. Kata dia, pria bernama asli I Made Linggih itu banyak dihabiskan untuk menimba ilmu spiritual. Bahkan hingga ke tanah Jawa dan Madura.

Ia mengatakan, Mangku Tedja lahir pada tahun 1913. Ayahnya merupakan penekun spiritual, sama seperti kakeknya yang bernama Nang Naler. Awal mula ayahnya belajar spiritual dimulai pada tahun 1953 saat menginjak usia 40 tahun. Ia belajar dari berbagai lontar-lontar peninggalan leluhur.

Tak hanya itu, pada tahun 1965 Mangku Tedja juga belajar ilmu spiritual hingga ke wilayah Jawa. Tepatnya di Banten, Madura dan lainnya bersama seorang kawannya asal Sumberkima, Kabupaten Buleleng.

Hingga di tahun 1970, Mangku Tedja mulai menekuni ilmu usadha atau pengobatan tradisional Bali. Ilmu tersebut ia pelajari secara otodidak dari lontar warisan leluhur. Hingga akhirnya tak sedikit masyarakat yang datang untuk berobat kepada Mangku Tedja.

"Setelah berobat dan sembuh, ada (mantan pasien) yang ingin belajar. Kalau bapak mau mengajar orang, pasti ditanya keseriusannya. Kalau serius, pasti bapak mau mengajari. Salah satunya Ida Mpu dari Kerobokan. Sebelum beliau mewinten, sempat belajar ilmu pengobatan di sini," ungkapnya.

Baca juga: KASUS Polwan Bakar Suami di Jawa, Kesal Gegara Judi Online, Ini 5 Faktanya, Briptu FN Kini Trauma

Baca juga: Jenazah Mangku Teja Akan Dipalebon Besok Senin, Prosesi Dilaksanakan Secara Sederhana di Bangli 

KISAH HIDUP - I Made Tedja mengisahkan tentang ayahnya, Mangku Tedja saat ditemui di rumah duka, Senin (10/6). INSET: Foto Mangku Tedja semasa hidup.
KISAH HIDUP - I Made Tedja mengisahkan tentang ayahnya, Mangku Tedja saat ditemui di rumah duka, Senin (10/6). (TRIBUN BALI/FREDEY MERCURY)

Tak hanya masyarakat Bali, Mangku Tedja juga pernah menerima murid dari luar negeri. Seperti dari Belanda, Perancis, Meksiko, hingga Jepang. "Mereka datang kesini untuk belajar tentang ilmu-ilmu pengobatan alternatif dengan bapak," imbuhnya.

Masyarakat yang berobat ke Mangku Tedja tak terhitung jumlahnya. Jenis penyakit yang bisa disembuhkan dengan cara tradisional pun sangat beragam. Made Tedja yang seorang perawat mengaku kerap berbeda pendapat dengan ayahnya, terutama dalam memberikan obat.

Antara pengobatan tradisional dengan pandangan medis sangat berbeda. Namun di sisi lain, ia juga merasa takjub. Lantaran ada salah satu pasien yang sudah menjalani pengobatan di rumah sakit, yang secara medis tidak bisa diobati karena sudah parah.

"Tapi bapak punya keyakinan bahwa ini bisa sembuh. Ternyata saya yang salah. Orang itu bisa sembuh," ungkapnya sembari mengatakan jika orang tersebut mengalami sakit di bagian hati.

Mangku Tedja berpulang di usia ke 111 tahun. Almarhum meninggalkan seorang anak, seorang menantu, empat orang cucu dan 10 orang cicit. Prosesi ngaben digelar Senin kemarin mulai pukul 09.00 Wita. Selanjutnya pihak keluarga nunas tirta di pura untuk proses nyiramin jenazah.

Jenazah dibawa ke setra untuk prosesi ngaben atau pembakaran jenazah dan dilanjutkan dengan prosesi nganyut. Prosesi dipuput oleh sulinggih Ida Mpu Pinandita saking Geriya Kerobokan, yang merupakan salah satu murid Mangku Tedja. (mer)

 

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved