Berita Bangli

Fenomena Ribuan Ikan Mati di Danau Batur, Perlunya Pengecekan Kualitas Air Secara Berkala 

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana, mengatakan jumlah kerugian pemilik tambak masih didata.

ISTIMEWA
MATI - Ribuan ikan dalam tambak di seputaran Danau Batur mati usai terjadi semburan balerang. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Ribuan ikan dalam tambak di seputaran Danau Batur, mati usai terjadi semburan belerang.

Ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali, Putu Sumardiana, mengatakan jumlah kerugian pemilik tambak masih didata hingga saat ini.

Kejadian ribuan ikan mati ini diakui Dinas Kelautan, terjadi hampir sekali dalam setahun. Sumardiana juga mengatakan akan membahas hal tersebut dengan dinas terkait dalam waktu yang dekat ini. 

Baca juga: LAGI! Truk Rem Blong Angkut Tisu Terguling & Melintang di Desa Wanagiri, Dampak Jalur Bajera Jebol!

Baca juga: Laptop Chromebook di SD 1 Takmung Klungkung Rusak, Sparepart Mahal, Sekolah Tak Mampu Perbaiki

“Ada ikan nila, ikan liar ikan yang tidak dibudidayakan. Dalam waktu dekat saya akan rapat dengan Dinas Perikanan Bangli dan instansi terkait,” jelas Sumardiana. 

Lebih lanjutnya, Sumardiana meminta agar tata kelola Danau Batur harus diperbaiki, termasuk jumlah karamba yang ada. Secara berkala dilakukan pengecekan kualitas air monitoring kesehatan ikan dilakukan secara rutin. 

Pasca semburan belerang di Danau Batur sejak 9 Juli 2025 lalu, kematian ikan banyak terjadi di sisi timur danau, mulai dari Terunyan Desa, Tangguntiti, Cemara Landung dan di Br. Yehpanes Songan.

Sedangkan di wilayah atau sisi lain relatif tidak ditemukan. Evakuasi bangkai ikan telah dilakukan bahkan jumlahnya sampai 1 truk sampah, diangkut ke lahan milik warga di Pengotan.

Kejadian upwelling atau fenomena alam pergerakan air dari bawah ke permukaan, dan membawa senyawa belerang sudah mulai muncul sejak tanggal 9 Juli lalu.

Upwelling rutin terjadi setiap tahunnya pada puncak musim dingin dan penghujan, antara Juni Juli terkadang September.

Upwelling diperkirakan bertahan lebih lama, karena kondisi cuaca angin kencang dan suhu dingin di lokasi.

Langkah yang sudah dilakukan pembersihan bangkai ikan di perairan danau untuk mencegah patogen dan mengurangi resiko kematian lanjutan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved