Berita Bali

Musim Kemarau Suhu Terendah di Bali Capai 19 Derajat, BBMKG Wilayah III Denpasar: Ini Masih Normal

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyampaikan bahwa suhu terendah di Bali mencapai 19 derajat celcius.

Pixabay
Ilustrasi suhu dingin - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyampaikan bahwa suhu terendah di Bali mencapai 19 derajat celcius. 

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Suhu udara di Provinsi Bali terasa lebih dingin, saat malam hari dalam beberapa hari terakhir.

 

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyampaikan bahwa suhu terendah di Bali mencapai 19 derajat celcius.

 

“Berdasarkan empat pengamatan stasiun di wilayah Bali tercatat suhu paling rendah mencapai 19 derajat celcius, hal ini masih normal seperti tahun sebelumnya,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, I Wayan Wirata pada Jumat 21 Juni 2024.

 

Wayan Wirata menambahkan, fenomena suhu dingin saat musim kemarau adalah hal yang sangat wajar terjadi setiap tahun. Fenomena ini diperkirakan masih terjadi hingga Juli nanti.

Baca juga: Putu Suarya Pasrah Divonis 1,5 Tahun, Terbukti Lakukan Pungli ASN Pemkab Badung

Baca juga: JASAD Gede Tergeletak di Teras Bikin Gempar Warga Batubulan, Ada Botol Air & Riwayat Suka Miras

Ilustrasi badai - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyampaikan bahwa suhu terendah di Bali mencapai 19 derajat celcius.
Ilustrasi badai - Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, menyampaikan bahwa suhu terendah di Bali mencapai 19 derajat celcius. (Pixabay)

 

 

“Fenomena ini terjadi karena terdapat pola tekanan udara yang relatif tinggi, di Australia menyebabkan pergerakan masa udara dingin menuju Indonesia atau lebih dikenal dengan Angin Monson Australia,” ungkapnya.

 

Selain itu, tutupan awan cenderung sedikit sehingga udara panas tidak dipantulkan kembali ke bumi. Karena aktifnya monsoon Australia, angin bertiup dari timuran Australia menuju ke Asia melewati Indonesia, sehingga kita merasakan dampak suhu dingin.

 

Selain itu juga karena adanya gerak semu matahari, dan di musim kemarau ini lapisan awan berkurang sehingga sedikit uap air yang bisa menahan dan panas ini tertarik ke atas.

 

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved