Berita Jembrana
LEPAS 400 Tukik ke Habitat Jadi Target Setahun! Hujan Jadi Tantangan Penetasan Tukik di Jembrana
Anom menuturkan, selama 27 tahun belakangan ini, dirinya dan anggota kelompok lainnya tetap konsisten menjaga ekosistem penyu agar tetap ada.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Jembrana, sudah berbuat selama 27 tahun lamanya.
Selama itu, kelompok ini sedikitnya sudah berhasil melepas enam ratusan ribu ekor tukik ke habitatnya. Dalam setahun, mereka bertekad untuk melepas 300-400 ekor tukik.
Sehingga, perlu peran serta masyarakat luas untuk mendukungnya. Terutama untuk warga yang menemukan sarang telurnya agar dijaga dan diinformasikan kelompok.
"Kami sudah seperempat abad melakukan kegiatan konservasi ini. Kami harap bisa terus berkelanjutan," ungkap Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya saat dikonfirmasi belum lama ini.
Anom menuturkan, selama 27 tahun belakangan ini, dirinya dan anggota kelompok lainnya tetap konsisten menjaga ekosistem penyu agar tetap ada dan berlipat ganda.
Bahkan, kelompok juga menargetkan ada sekitar 300-400 ekor tukik yang berhasil dilepasliarkan ke habitatnya.
"Jika dari data yang kita catat ada sekitar 600 ribu tukik yang sudah kita lepas selama ini. Kami harap dan ingin tetap konsisten ke depannya," tegasnya.
Bagaimana dengan sarang telur yang ada ?
Anom Astika menyebutkan, saat ini masih ada ratusan sarang telur yang masih menunggu proses penetasan.
Proses penetasan ya dimulai pertengahan tahun ini akan mengalami masa puncak pada bulan Agustus nanti.
Baca juga: Berdayakan IKM dengan Bahan Ecoprint, Disperindag Denpasar Gelar Pelatihan Industri Tas
Baca juga: JUDI Online Diantisipasi, Kapolsek Tabanan Lakukan Pemeriksaan Handphone Personel, Simak Beritanya!

Anom menargetkan, setiap tahun melepas 300 hingga 400 tukik. Kali ini, sebanyak 122 tukik jenis Penyu Lekang dilepasliarkan.
Sementara, 224 sarang masih menunggu proses penetasan. Dari jumlah tersebut 20 sarang sudah menetas.
Sehingga proses penetasan telur tukik ini terus berjalan hingga masuk puncak musim penetasan pada bulan Agustus mendatang.
Namun begitu, musik hujan dengan intensitas tinggi menjadi salah satu kendala dalam proses penetasan. Meskipun tak signifikan, musim hujan kerap menyebabkan telur gagal menetas.
"Ada sekitar 200an sarang yang belum menetas pada musim tahun ini. Kami harap semua selamat sehingga semakin banyak lagi yang dapat dilepasliarkan," harapnya.
Dengan kondisi saat ini, kata dia, ia mengajak seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menyelamatkan penyu dari serangan predator, terutama manusia.
Sebab, belakangan ini pihak kepolisian juga sudah berupaya untuk mengungkap kasus penyelundupan penyu.
"Peran serta masyarakat sangat penting untuk mencegah penyelundupan dan mengamankan sarang telur penyu yang ada di pesisir," tegasnya.
Terpisah, Kapolres Jembrana, AKBP Endang Tri Purwanto menegaskan, seluruh masyarakat agar ikut menjaga dan melakukan pelestarian satwa dilindungi, salah satunya penyu.
Namun, jika ada oknum warga yang dengan sengaja membantu maupun lakukan penyelundupan tentunya akan ditindak tegas dengan hukuman yang berat.
Dia berpesan, jika ada masyarakat terutama warga pesisir pantai yang menemukan tindakan mencurigakan agar segera menginformasikan atau melaporkan kepada kepolisian untuk segera diambil tindak lanjut.
"Kami minta, warga yang terlibat agar segera menghentikan aksi perusakan habitat dan ekosistem biota laut ini. Jika masih abai, tindakan tegas dan terukur akan kami lakukan," tegasnya.
(*)
Terjadi 24 Kasus Kekerasan Pada Perempuan dan Anak, Wabup Jembrana Dorong Penguatan Peran Desa |
![]() |
---|
GEGER! IKAA Ditemukan Tewas Terendam di Saluran Irigasi Jembrana Bali, Alami Cidera Kepala Berat |
![]() |
---|
Kisah Pria Jembrana Nekat ke Jepang Demi Gaji Lebih Baik, Saputra: Kerja di Bali Selalu Pas-pasan |
![]() |
---|
TEWAS 4 Orang Akibat Kecelakaan, Selama Operasi Patuh Agung Jaring 540 Pelanggar di Jembrana |
![]() |
---|
TUTUP 2 Kali Pelabuhan Gilimanuk, Dampak Angin Kencang dan Gelombang Tinggi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.