Ulah Pati di Bali
Pelaku Ulah Pati Di Bali Rata-Rata Berada Pada Garis Kemiskinan, Kurangnya Pengawasan
Bali Bisa Helpline, tidak bisa memberikan solusi namun memberikan tools dan apapun yang dibutuhkan
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Faktor ekonomi kerap menjadi momok orang untuk melakukan aksi bunuh diri khususnya di Bali.
Rata-rata orang yang melakukan bunuh diri merupakan golongan masyarakat menengah ke bawah.
Hal tersebut dijelaskan oleh, Operational Manager Yayasan Bali Bisa Helpline, Agus Endrawan.
Ia juga menerangkan, dari segi taraf hidup kalau taraf hidup bagi orang-orang yang ekonominya menengah ke bawah biasanya sulit mengakses informasi yang lebih.
Dengan teknologi berkembang, orang dengan taraf hidup menengah ke atas pasti sudah menggunakan smartphone, atau mungkin sudah mengetahui mana tempat dia untuk bercerita, mencari bantuan, hingga curhat dengan teman.
Baca juga: Agama dan Adat Bukan Barometer untuk Deteksi Kesehatan Mental, Ulah Pati di Bali Naik 20 Persen
“Tapi kalau yang menengah ke bawah belum tentu dia punya smartphone, belum tentu bisa akses informasi itu yang jadi kendala. Bisa dilihat pada kasus kakak beradik bunuh diri di Petang beberapa waktu lalu, karena memang ekonominya tidak berkecukupan. Karena merasa tak mampu juga merawat adiknya, diajaklah adiknya bunuh diri,” kata Endrawan, Selasa 2 Juli 2024.
Selain itu juga kurangnya pengawasan dari pemerintah, karena apapun itu secara faktor ekonomi pemerintah harus sudah tahu berapa masyarakat yang ada di bawah garis kemiskinan karena kebanyakan faktor ekonomi yang benar-benar mendongkrak orang itu menjadi stres, depresi karena kesenjangan sosial di Indonesia itu tinggi.
Ketika melihat orang lebih mampu banyak yang merasa iri, tertekan, itu yang bahaya.
“Mungkin sebelum bunuh diri mereka melukai diri sendiri dengan berbagai macam cara ada yang ke alkohol, penggunaan narkotika, melukai badan hingga melakukan bunuh diri. Apalagi sekarang lagi viral banget bunuh diri posting segala macam dan sekarang persebaran informasi cepat. Apalagi sekarang lagi marak pinjaman online, judi online, pemerintah kan lagi disorot banget. Salah satu penyebab faktor ekonomi, ada pinjaman online, judi online, ironisnya teknologi bertambah tapi kok prevelensinya seperti itu,” paparnya.
Jika dilihat dari wilayahnya, beberapa pelaku bunuh diri atau ulah pati di Bali kebanyakan berasal dari Karangasem.
Endrawan pun mengatakan jika faktor kesenjangan ekonomi dilihat pada daerah Bandung, Denpasar, Gianyar, dan Tabanan memang terdapat istilah ekonomi yang mungkin jika dibandingkan dengan Karangasem, Bangli, atau Singaraja pasti kesenjangan ekonominya sangat berbeda.
Begitu juga dari faktor keluarga, padahal sebenarnya hal yang paling awal yang sebenarnya bisa menjadi support system itu adalah keluarga.
“Karena apa pun itu begitu kita tidak mempunyai support system di lingkungan diri kita otomatis kita akan merasa sendiri dan begitu kita merasa sendiri masuklah pikiran-pikiran negatif yang nanti bisa mengirim opini ataupun pemikirannya dia sendiri untuk melakukan self harm dan ujung-ujungnya bunuh diri sendiri,” bebernya.
Intinya kesehatan mental itu semua isu dan solusinya dari diri sendiri.
Bali Bisa Helpline, tidak bisa memberikan solusi namun memberikan tools dan apapun yang dibutuhkan untuk mereka agar dapat mencari solusinya dalam diri mereka sendiri.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.