Berita Jembrana

Pemerintah Kejar Target Program Perluasan Areal Tanam, Babinsa Bantu Petani Mejukut di Jembrana

Komang Ngurah Arya Kusuma mengatakan, jika melihat pola tanam saat ini sudah masuk pola tanam palawija.

istimewa
Babinsa Mendoyo Dauh Tukad, Serda Suwardi saat ikut berbaur bersama petani untuk melaksanakan kegiatan mejukut di Subak Babakan di Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat 5 Juli 2024 - Pemerintah Kejar Target Program Perluasan Areal Tanam, Babinsa Bantu Petani Mejukut di Jembrana 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Sejumlah petani tampak sibuk melakukan aktivitas di sawah Subak Basah Babakan, Desa Mendoyo Dauh Tukad, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Bali, Jumat 5 Juli 2024 pagi.

Adalah kegiatan penyiangan atau yang lebih dikenal sebagai mejukut di sawah oleh masyarakat Bali yang bertujuan untuk menghilangkan gulma pada tanaman yang ditanam di sawah.

Babinsa setempat, Serda Suwardi juga ikut berbaur melaksanakannya.

Bahkan, anggota Kodim 1617/Jembrana tersebut juga turut langsung turun ke sawah untuk mejukut atau mencabut gulma yang berada di antara sela-sela tanaman pertanian dan sekaligus menggemburkan tanah.

Baca juga: Petani Kopi Kintamani Butuh Subsidi, Pemerintah Diminta Beri Bibit dan Pupuk Gratis

Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membantu petani di Subak Babakan semakin semangat serta sebagai wujud kepedulian untuk mewujudkan swasembada pangan dan pencapaian target serapan gabah produksi Tahun 2024.

Petani diharapkan menjaga produktivitas panen dalam mendukung ketahanan pangan di Jembrana.

Kabid Pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Komang Ngurah Arya Kusuma mengatakan, jika melihat pola tanam saat ini sudah masuk pola tanam palawija.

Namun, di lapangan masih banyak Subak yang turun tanaman padi dengan memanfaatkan air yang ada.

"Ini juga untuk mendukung kegiatan Perluasan Areal Tanam (PAT) padi untuk meningkatkan produksi padi nasional," jelasnya saat dikonfirmasi belum lama ini.

Arya menjelaskan, program PAT tersebut dilakukan dengan meningkatkan indeks pertanaman padi dari 1 kali setahun menjadi 1.5 atau 2 kali setahun dengan sasaran sawah tadah hujan, dengan bantuan pompanisasi, irigasi perpompaan dan perpipaan.

"Jadi indeks pertanaman padinya bertambah. Jika sesuai target pusat, ada sekitar 410 hektare , dan di Jembrana sendiri baru terealisasi setengahnya," jelasnya.

Disinggung mengenai kendalanya selama ini, Arya menyebutkan karena tidak semua sawah yang ada adalah sawah tadah hujan yang memiliki sumber air permukaan seperti sungai, kolam, air limpasan dan lainnya.

"Sumber air yang disebutkan itu cenderung debit dan ketersediaannya airnya kontinyu sepanjang tahun," ungkapnya.

Ia berharap, masyarakat khususnya petani agar tetap memperhatikan kondisi dan situasi di wilayahnya masing-masing.

Hal ini untuk mengantisipasi terjadinya gangguan bahkan hingga gagal panen karena tidak adanya ketersediaan air.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved