Berita Video

VIDEO Kisah Aditya Lulusan Akmil Terbaik 2024 asal Ubud Bali

Aditya tengah menjadi pusat perhatian nasional setelah tercatat sebagai peraih Adhi Makayasa Akmil 2024.

TRIBUN-BALI.COM - Masyarakat Banjar Tebongkang, Desa Singakerta, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, menyambut dengan senyuman saat Tribun Bali menanyakan letak rumah I Made Aditya Wahyu Palguna pada Senin, 8 Juli 2024.

Aditya tengah menjadi pusat perhatian nasional setelah tercatat sebagai peraih Adhi Makayasa Akmil 2024, sebuah penghargaan bagi lulusan terbaik Akademi Militer (Akmil), Akademi Angkatan Laut, Akademi Angkatan Udara, dan Akademi Kepolisian.

Aditya berasal dari program studi manajemen pertahanan dengan kecabangan infanteri, mengukir sejarah sebagai warga Bali ketiga yang berhasil meraih penghargaan ini, setelah Mayjen I Ketut Duara dan Letjen TNI I Nyoman Cantiasa.

Rumah Aditya di Banjar Tebongkang berada di barat daya banjar, dengan bekas kandang ternak babi di luar pekarangan, yang menjadi saksi kedisiplinan Aditya sejak kecil.

Orangtuanya, I Made Sumerta (alias Made Koplo) dan Ni Luh Sumiantari, lulusan Fakultas Sastra Inggris dan Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa, menjelaskan bahwa sejak duduk di bangku SDN 3 Singakerta, SMPN 1 Ubud, dan SMAN 1 Sukawati, Aditya selalu bangun pukul 05.00 Wita untuk mengurus ternak babi sebelum berangkat sekolah.

Ayahnya saat ini mengelola bisnis bungalo, sementara ibunya adalah mantan pekerja perbankan yang kini menjadi ibu rumah tangga.

Aditya adalah anak kedua dari empat bersaudara.

Pak Koplo mengungkapkan bahwa Aditya lahir pada 2 Agustus 2002 dan dikenal disiplin serta cerdas, sering meraih ranking 1 di SD dan masuk peringkat lima besar di SMP dan SMA.

Meskipun berprestasi, Aditya bukanlah kutu buku dan tumbuh seperti anak-anak banjar lainnya, sering nongkrong dengan teman-teman atau bermain sepak bola setelah mengurus ternak.

Perjalanan Aditya ke dunia militer tidaklah mulus.

Mulai dari tidak lolos masuk SMA Taruna Nusantara hingga diarahkan orangtuanya untuk masuk Fakultas Kedokteran.

Namun, semangat Aditya untuk menjadi tentara tidak pernah padam.

Dukungan moral dan fisik dari almarhum kakeknya, I Wayan Jedog, sangat berperan dalam kesuksesannya saat ini, meskipun sang kakek tidak sempat melihat cucunya menerima penghargaan.

Sebelum masuk SMAN 1 Sukawati, Aditya pernah mendaftar ke SMA Taruna Nusantara.

Namun, saat perjalanan tes pendaftaran, mobil yang dikemudikan ibunya mogok, membuat Aditya panik dan emosional.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved