Pilkada Bali 2024
Koalisi Tunggu Sikap Golkar Terkait Ipat, Ipat Tegaskan Masih Kader Partai Beringin
Muncul nama I Made Suardana yang merupakan Ketua DPD II Golkar Jembrana, sebagai bakal calon Wakil Bupati Jembrana menggantikan Ipat
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Koalisi lima partai yang mengusung I Nengah Tamba untuk pemilihan bupati Jembrana diklaim masih solid.
Namun koalisi yang sebelumnya menyepakati pasangan Tamba-Ipat ini belum memunculkan calon pengganti Ipat.
Mereka masih menunggu keputusan atau sikap serta komitmen dari Partai Golkar.
Ketua DPC Gerindra Jembrana yang juga ketua tim pemenangan partai koalisi, I Kade Darma Susila menegaskan, hingga saat ini partai yang tergabung dalam koalisi masih menjalin komunikasi yang solid.
Baca juga: PILKADA Bali 2024, Mahayastra Dipasangkan dengan Anom Masta, Sementara Bupati Sanjaya Percaya Diri!
Muncul nama I Made Suardana yang merupakan Ketua DPD II Golkar Jembrana, sebagai bakal calon Wakil Bupati Jembrana menggantikan Ipat yang menyeberang ke kubu lawan.
Terkait hal ini, Susila mengatakan ini masih bersifat internal.
Terkait hal ini, ia mengembalikan ke Partai Golkar terkait dinamika ini juga keputusan yang akan diambil. Seperti diketahui, Ipat adalah kader Golkar.
"Kami menunggu dinamika dan keputusan Golkar," demikian ungkapnya, Senin 15 Juli 2024.
Misalnya saja Golkar telah memutuskan memberhentikan I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat, praktis peluang Made Suardana sangat besar mendampingi Tamba di Pilgub Jembrana.
"Saat ini belum ada pengajuan rekomendasi karena belum ada nama paket. Termasuk melakukan kajian di masing-masing partai. Sekarang masih menunggu proses di Golkar saja. Ini sifatnya hanya sebagai antisipasi," tegasnya.
Kata dia, sampai saat ini Gerindra Jembrana sendiri belum mendapat arahan dan instruksi dari DPP terkait langkah apa yang diambil setelah koalisi ini ditinggal Ipat.
"Sampai saat Gerindra belum ada instruksi apapun," tandasnya.
Ketua DPD II Golkar Jembrana, I Made Suardana mengatakan nama paket yang bakal diusung partai koalisi belum ditentukan. Namun secara umum, koalisi lima partai ini masih kompak.
"Masalah nama yang diusung kami kembalikan ke Ketua (pemenangan)," katanya.
Suardana masih mengumpulkan laporan dan bukti terkait Ipat yang mengikuti sejumlah kegiatan atau berjalan bersama dengan partai lawan, meskipun belum ada keputusan jelas dari induk partai.
"Kami masih menunggu mekanisme dari partai," ucapnya.
DPD II Golkar Jembrana nampaknya sudah mulai menyindir pergerakan kadernya, I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat yang disebutkan "berjalan berbarengan" dengan partai sebelah dalam hal ini PDIP dalam beberapa kegiatan. Seperti salah satunya adalah kegiatan Sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Era Baru di Pendopo Kesari, Minggu 14 Juli 2024.
Dengan statement tersebut, Ipat dengan tegas menyatakan kegiatan tersebut ia hadiri sebagai undangan tokoh masyarakat. Bukan membawa partai.
"Kan itu undangan sebagai tokoh masyarakat. Ya tidak masalah, karena kami tidak membawa nama partai, melainkan undangan tokoh masyarakat," tegasnya.
Politikus asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo yang juga anak sulung Bupati Jembrana Periode 2000-2010, I Gede Winasa ini menegaskan hingga detik ini, dirinya adalah kader dari Golkar.
"Masih pegang KTA Golkar," tegasnya lagi.
Menurutnya, dengan status sebagai kader Golkar harus taat dan patuh terhadap perintah partai.
Salah satunya adalah terkait pelaksanaan survei internal.
Survei internal Golkar bakal diselenggarakan sebanyak 3 kali, dan saat ini mekanismenya adalah untuk survei kedua.
"Sesuai dengan instruksi DPP, ya saya jalankan apa yang menjadi perintah partai. Termasuk survei ini. Karena ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh rekomendasi dari partai juga dan sedang berproses," ungkapnya.
Disinggung mengenai dirinya yang sudah mulai berjalan berbarengan dengan partai sebelah sebelum ada keputusan resmi dari induk partai, Ipat menanggapi dengan santai.
Selama ini, apa yang diinstruksikan partai sudah dijalankannya sebagai kader.
"Saya masih pegang KTA (Golkar). Terkait yang mempertanyakan itu (menghadiri undangan), tapi saya tidak merasa pernah melakukan pelanggaran," tandasnya. (mpa)
Kumpulan Artikel Pilkada
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.