Pilkada Jembrana

KOALISI Tunggu Sikap Golkar Terkait Ipat, Ia Tegaskan Masih Kader Partai Beringin

Koalisi lima partai yang mengusung I Nengah Tamba untuk pemilihan bupati Jembrana diklaim masih solid.

Made Prasetia Aryawan/Tribun Bali
DUDUK BERSAMA - Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat (ketiga dari kanan) bersama ayahnya I Gede Winasa (tengah) dan I Made Kembang Hartawan (kedua dari kiri) saat dijumpai di rumah Ipat di Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, baru-baru ini. 

TRIBUN-BALI.COM - Koalisi lima partai yang mengusung I Nengah Tamba untuk pemilihan bupati Jembrana diklaim masih solid.

Namun koalisi yang sebelumnya menyepakati pasangan Tamba-Ipat ini belum memunculkan calon pengganti Ipat. Mereka masih menunggu keputusan atau sikap serta komitmen dari Partai Golkar.

Ketua DPC Gerindra Jembrana yang juga ketua tim pemenangan partai koalisi, I Kade Darma Susila menegaskan, hingga saat ini partai yang tergabung dalam koalisi masih menjalin komunikasi yang solid.

Muncul nama I Made Suardana yang merupakan Ketua DPD II Golkar Jembrana, sebagai bakal calon Wakil Bupati Jembrana menggantikan Ipat yang menyeberang ke kubu lawan. Terkait hal ini, Susila mengatakan ini masih bersifat internal.

Terkait hal ini, ia mengembalikan ke Partai Golkar terkait dinamika ini juga keputusan yang akan diambil. Seperti diketahui, Ipat adalah kader Golkar. "Kami menunggu dinamika dan keputusan Golkar," demikian ungkapnya, Senin (15/7).

Baca juga: SISWA Hanya Berjumlah 11 Orang, Regrouping SDN Belimbingsari Jembrana Bali Segera Diproses! 

Baca juga: KABAR Siswa Bayar AC Rp1,5 Juta di SMAN 6 Denpasar, Pj Gubernur Bali:Awasi Permintaan Sumbangan Ortu

 I Gede Winasa saat menggandeng tangan Made Kembang serta anaknya, Ipat secara bersamaan di rumah kediamannya di Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat 5 Juli 2024 malam.
 I Gede Winasa saat menggandeng tangan Made Kembang serta anaknya, Ipat secara bersamaan di rumah kediamannya di Lingkungan Baler Bale Agung, Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Jumat 5 Juli 2024 malam. (ISTIMEWA)

Misalnya saja Golkar telah memutuskan memberhentikan I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat, praktis peluang Made Suardana sangat besar mendampingi Tamba di Pilgub Jembrana.

"Saat ini belum ada pengajuan rekomendasi karena belum ada nama paket. Termasuk melakukan kajian di masing-masing partai. Sekarang masih menunggu proses di Golkar saja. Ini sifatnya hanya sebagai antisipasi," tegasnya.

Kata dia, sampai saat ini Gerindra Jembrana sendiri belum mendapat arahan dan instruksi dari DPP terkait langkah apa yang diambil setelah koalisi ini ditinggal Ipat. "Sampai saat Gerindra belum ada instruksi apapun," tandasnya.

Ketua DPD II Golkar Jembrana, I Made Suardana mengatakan nama paket yang bakal diusung partai koalisi belum ditentukan. Namun secara umum, koalisi lima partai ini masih kompak. "Masalah nama yang diusung kami kembalikan ke Ketua (pemenangan)," katanya.

Suardana masih mengumpulkan laporan dan bukti terkait Ipat yang mengikuti sejumlah kegiatan atau berjalan bersama dengan partai lawan, meskipun belum ada keputusan jelas dari induk partai. "Kami masih menunggu mekanisme dari partai," ucapnya.

DPD II Golkar Jembrana nampaknya sudah mulai menyindir pergerakan kadernya, I Gede Ngurah Patriana Krisna alias Ipat yang disebutkan "berjalan berbarengan" dengan partai sebelah dalam hal ini PDIP dalam beberapa kegiatan.

Seperti salah satunya adalah kegiatan Sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Era Baru di Pendopo Kesari, Minggu (14/7).

Dengan statement tersebut, Ipat dengan tegas menyatakan kegiatan tersebut ia hadiri sebagai undangan tokoh masyarakat. Bukan membawa partai. "Kan itu undangan sebagai tokoh masyarakat. Ya tidak masalah, karena kami tidak membawa nama partai, melainkan undangan tokoh masyarakat," tegasnya.

Politikus asal Kelurahan Tegalcangkring, Kecamatan Mendoyo yang juga anak sulung Bupati Jembrana Periode 2000-2010, I Gede Winasa ini menegaskan hingga detik ini, dirinya adalah kader dari Golkar. "Masih pegang KTA Golkar," tegasnya lagi.

Menurutnya, dengan status sebagai kader Golkar harus taat dan patuh terhadap perintah partai. Salah satunya adalah terkait pelaksanaan survei internal. Survei internal Golkar bakal diselenggarakan sebanyak 3 kali, dan saat ini mekanismenya adalah untuk survei kedua.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved