Berita Denpasar
Siswa SLB Di Bali Alami Peningkatan Di Tahun Ajaran 2024/2025, Didominasi Anak Dengan Autis
MPLS di SLB ini akan berlangsung selama empat hari yakni Senin, Selasa, Kamis dan Jumat.
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai pada Senin 15 Juli 2024.
Dalam hal ini, Sekolah Luar Biasa (SLB) juga mengikuti giat MPLS.
Kepala Bidang PK dan PLK Disdikpora Bali, A.A Bagus Suryawan pun melakukan monitoring atau kunjungan pelaksanaan MPLS di SLB Kota Denpasar tepatnya di SLBN 2 Denpasar, Bali.
Suryawan pun menjelaskan apa perbedaan MPLS di sekolah biasa dengan di SLB.
“Kalau di SLB kita sesuaikan kemampuan mereka, karena pada saat penerimaan siswa baru mereka di assesment, apa potensi yang dimiliki mampu tidak mereka melaksanakan pembelajaran, itu ada surat keterangan dati psikologi untuk menyatakan hal itu, kalau sudah ada keterangan psikologi bahwa mampu melakukan pendidikan di SLB baru kita terima,” jelasnya pada MPLS hari kedua, Selasa 16 Juli 2024.
Baca juga: DUKA! Bendera Setengah Tiang Suwastini, Siswi Tunarungu SLB Bangli Tewas Kecelakaan
MPLS di SLB ini akan berlangsung selama empat hari yakni Senin, Selasa, Kamis dan Jumat.
MPLS anak-anak SLB maksimal dilakukan sampai jam 11.00 sebab pola pengajaran yang berbeda.
SLBN 2 Denpasar ini terdiri dari SD, SMP dan SMA dan satu orang Kepala Sekolah.
Tak hanya SLB Kota Denpasar saja, SLB lain yang berada di Kabupaten lain juga akan dikunjungi.
Hingga kini total SLB yang ada di Bali sebanyak 14 sekolah dengan rincian 12 SLB Negeri dan 2 SLB Swasta.
Suryawan mengakui pendaftaran siswa baru di SLB Bali alami peningkatan dibandingkan tahun lalu.
“Laporan dari Kepala Sekolah kita lihat ketunaannya yang banyak Tuna Grahita sejenis Autis sekarang yang banyak mendaftar,” bebernya.
Tren peningkatan anak dengan Autis masuk di SLB terjadi di Tahun Ajaran 2024/2025 di Bali.
Maka dari itu ia mengingatkan kepada orang tua terutama yang masih berusia muda agar memperhatikan kesehatan istri dan psikologis.
Jangan sampai anak diberikan gadget karena anak dengan Autis awalnya berawal dari penggunaan gadget.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.