Helikopter Jatuh di Bali

JATUH Akibat Tali Layangan, Helikopter PK-WSP di TKP Suluban Badung, Ini Kondisi Pilot &4 Penumpang

Khusnu mengatakan, helikopter membawa person on board (POB) sebanyak lima orang, terdiri dari satu pilot dan empat penumpang.

Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin
HELIKOPTER JATUH - Kondisi helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation yang mengalami kecelakaan di kawasan Suluban, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/7) siang. 

Tiga orang penumpang dibawa ke RS Siloam dengan menggunakan ambulance. Ia menambahkan kejadian ini sudah kami laporkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan KNKT, untuk itu perkembangan selanjutnya menunggu hasil investigasi dari pihak berwenang (KNKT).

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan, Kementerian Perhubungan melalui Ditjen Hubud akan melakukan sosialisasi dan pengawasan yang lebih intensif bahaya layangan melalui koordinasi dengan Pj Gubernur serta Kepala Daerah di wilayah Bali, agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan.

HELIKOPTER JATUH - Kondisi helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation yang mengalami kecelakaan di kawasan Suluban, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/7) siang.
HELIKOPTER JATUH - Kondisi helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation yang mengalami kecelakaan di kawasan Suluban, Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/7) siang. (Tribun Bali/Zaenal Nur Arifin)

Renti merilis laporan kecelakaan Helikopter PK-WSP type Bell 505 milik PT Whitesky Aviation di Suluban Pecatu, Kuta Selatan, Badung, Jumat (19/7) pukul 15.33 Wita.

Menurut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) helikopter tersebut jatuh akibat terlilit tali layangan. “Helikopter membawa person on board (POB) yaitu 1 pilot dan 4 penumpang, informasi awal semua penumpang dipastikan selamat dalam kecelakaan tersebut,” jelas Rentin, Jumat (19/7).

Menurut Rentin, Inspektur penerbangan dari Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah IV sedang menuju lokasi kecelakaan. Pihak PT Whitesky Aviation juga telah mengirimkan tim investigasi ke lokasi kejadian. Informasi terkini akan disampaikan lebih lanjut.(zae/sar)


Deck Sotto: Ini yang Saya Takutkan

TOKOH Rare Angon atau sekaa layang layang di Denpasar, Kadek Suprapta Meranggi alias Deck Sotto angkat bicara dan berkomentar mengenai kecelakaan helikopter jatuh akibat baling-balingnya terlilit tali layangan, Jumat (19/7).

“Terkait dengan berita jatuhnya helikopter hari ini di Pecatu, saya secara pribadi sangat berbelasungkawa atas kejadian ini. Dan inilah kejadian yang saya takutkan,” ucap Deck Sotto dalam unggahan video instagramnya.

Mengingat disinyalir bahwa tali layang-layang mengakibatkan kecelakaan helikopter tersebut, jadi kita harus lihat dari dua sisi. Pertama, layang-layang merupakan tradisi kita dari zaman dahulu. Kedua, kita juga membutuhkan pariwisata terutama dari dirgantara. Dan apa yang terjadi sekarang ini adalah hal yang dia takutkan dan itu terjadi.

“Saya pernah menyampaikan kepada salah satu pemilik helikopter 2021 kemarin bahwasanya untuk penerbangan helikopter yang berbasis tur di atas daratan dengan terbangnya rendah, saya sarankan untuk tidak terbang saat musim layangan karena layangan itu terbang di atas 500 Mdpl talinya itu tidak kelihatan,” papar Deck Sotto.

“Dan jikalau kena rotator itu akan sangat berbahaya sekali bisa melilit rotator itu sendiri. Dan kemudian saran saya itu diikuti oleh pemilik helikopter dengan baik dan benar,” sambungnya.

Kemudian hal ini terjadi sangat penting kita ketahui bahwasanya layang-layang adalah suatu tradisi yang adiluhur tidak boleh dilupakan. Dan satu sisi dia juga minta teman-teman layang-layang agar tidak menerbangkan layangan terlalu tinggi, terutama dekat dengan bandara.

Dia juga pernah diundang oleh Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV hadir pada podcast tentang zonasi aman, dan saya sampaikan sedemikian rupa. Layang-layang besar yang biasanya terbang itu tidak sampai 300 Mdpl dan itu ukurannya besar sekali. Dan itu visible sangat bisa dilihat oleh pilot pesawat terbang maupun pilot helikopter.

“Yang saya takutkan ini adalah ketika layangan terbang terlalu tinggi kemudian jauh dari zonasi aman, zonasi berbahaya bagi penerbangan. Jikalau ada helikopter melintas dengan jarak ketinggian rendah maka hal inilah yang akan terjadi (kejadian kecelakaan helikopter hari ini,” ucap Deck Sotto.

Kepada rekan-rekan rare angon saya imbau tidak menerbangkan layang-layang terlalu tinggi, apalagi layangan bun, janggan dan tidak menginapkan layang-layang karena itu juga akan sangat membahayakan sekali.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved