Human Insterest Story
Pongpongan, Permainan Tradisional yang Diciptakan Taro dan Sanggar Kukuruyuk untuk Anak Disabilitas
Putra Made Taro, I Gede Tarmada mengatakan permainan ini diciptakan memang untuk festival ini.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Siapa yang menjatuhkan, maka itu akan dihukum sesuai kemampuan anak.
"Idealnya permainan ini dimainkan 5 sampai 8 anak dengan melingkar," katanya.
Dalam hal latihan, anak-anak disabilitas ini hanya dilakukan tiga kali.
Rare Bali Festival ini digelar untuk memperingati hari anak.
Acara ini digelar oleh Yayasan Penggak Men Mersi bekerja sama dengan beberapa komunitas termasuk Sanggar Kukuruyuk milik Made Taro.
Festival ini digelar di Taman Budaya Art Center Denpasar dengan melibatkan 1.000 anak, sekaligus merayakan 50 tahun pengabdian maestro Made Taro.
Ada berbagai kegiatan untuk anak pada festival ini mulai dari bermain permainan tradisional, menyanyi, hingga seni anak.
Bahkan dalam pelaksanaannya juga ada permainan tradisional untuk anak disabilitas yang baru diciptakan Made Taro.
Ketua Yayasan Penggak Men Mersi, Kadek Wahyudita, menekankan pentingnya permainan tradisional dan dongeng sebagai bagian dari warisan budaya.
Menurutnya, meskipun sering dianggap kuno, permainan tradisional memiliki manfaat besar untuk pendidikan karakter anak, termasuk sikap sportif, disiplin, dan sopan santun.
"Permainan tradisional memainkan peran penting dalam mengembangkan kecerdasan otak, emosional, spiritual, dan fisik," jelas Wahyudita dalam konferensi pers, Senin 22 Juli 2024.
Ketua Panitia, Putu Suryadi, festival ini dibiayai oleh Dana Indonesiana dari LPDP Kemendikbud RI, dengan dua sub-kegiatan utama: dokumentasi karya Made Taro dan festival itu sendiri.
Dokumentasi mencakup pembuatan tiga video tutorial permainan tradisional, termasuk keranjang duren, kulkuk, dan pompongan.
Video ini bertujuan untuk melestarikan dan menyebarluaskan permainan tradisional kepada generasi mendatang.
Tema festival tahun ini adalah “Merawat Tradisi, Cipta Inovasi, Untuk Generasi”, yang mencerminkan dedikasi Made Taro selama lebih dari 50 tahun.
Kegiatan ini menampilkan berbagai kegiatan, seperti parade budaya anak, workshop, lomba, pameran, dan saresehan.
Lomba-lomba yang digelar meliputi Lomba Meplalian karya Made Taro, aransemen musik/gending rare, dan lomba gambar ilustrasi permainan.
Selama dua hari, festival ini akan melibatkan lebih dari 1.000 anak dari TK hingga SMP di Kota Denpasar. (*)
Kumpulan Artikel Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.