Human Insterest Story
Pongpongan, Permainan Tradisional yang Diciptakan Taro dan Sanggar Kukuruyuk untuk Anak Disabilitas
Putra Made Taro, I Gede Tarmada mengatakan permainan ini diciptakan memang untuk festival ini.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - 6 orang anak penyandang disabilitas dari YPK Bali sangat senang bermain permainan tradisional Bali.
Mereka memainkan permainan bernama pongpongan.
Seperti namanya, permainan ini menggunakan sarana pongpongan atau kelapa yang dilubangi tupai.
Mereka menampilkan permainan ini saat pelaksanaan Rare Bali Festival pada Selasa 23 Juli 2024 di Art Center Denpasar.
Baca juga: Ribuan Orang Ikuti Iring-iringan Tradisi Pekakak di Sudaji Buleleng, Jro Made: Bentuk Rasa Syukur
Keceriaan dan kegembiraan terlihat di wajah mereka meskipun hanya duduk di atas kursi roda.
Salah seorang pemain, Lanang dari Denpasar mengaku sangat senang bermain permainan ini.
"Permainannya sangat menyenangkan. Bikin kita gembira," katanya.
Putra Made Taro, I Gede Tarmada mengatakan permainan ini diciptakan memang untuk festival ini.
Dirinya menilai selama ini tak ada permainan tradisional Bali untuk disabilitas.
Setelah Made Taro berdiskusi dengan dirinya maka muncullah ide menggunakan pongpongan.
"Ada filosofi dari pongpongan ini yakni berbagi sesuatu kebaikan kepada semua makhluk, karena tupai melubanginya untuk itu," katanya.
Permainan ini memang dirancang agar tidak banyak gerakan.
Hanya memindahkan pongpongan dan melempar.
Permainan awal dimulai dengan menyanyikan lagu dengan memindahkan pongpongan ke teman sebelah.
Setelah itu, tempo dipercepat dengan melempar secara acak.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.