Berita Buleleng

BPBD Buleleng Targetkan Bentuk 10 Desa Tangguh Bencana di 2024

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menargetkan ada 10 desa tangguh bencana di tahun 2024.

ist
Suasana kantor BPBD Buleleng di Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng. Kantor ini dinilai kurang representatif, untuk itu akan segera dipindahkan ke wilayah Desa Tukadmungga, Kecamatan Buleleng 

 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng menargetkan ada 10 desa tangguh bencana di tahun 2024.

Ini sebagai upaya penanggulan dampak bencana yang berbasis masyarakat.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan, hingga kini tercatat sudah ada 8 Desa Tangguh Bencana.

Baca juga: Dari 45 Anggota Dewan Buleleng, Hanya 11 Anggota Yang Hadir Dapat Paripurna 

Diantaranya Desa Tajun dan Desa Mengening di Kecamatan Kubutambahan; Desa Galungan dan Desa Lemukih di Kecamatan Sawan; Desa Pancasari dan Desa Gitgit di Kecamatan Sukasada, dan Desa Musi di Kecamatan Gerokgak.

Yang terbaru adalah Desa Les yang dikukuhkan pada 29 Juli 2024 lalu. Desa Les menjadi yang pertama di Kecamatan Tejakula yang menjadi desa tangguh bencana, sekaligus menjadi desa wisata tangguh bencana (Dewitana).

Baca juga: 6 Hari Sebelum Nyawa Mangku Tawan Melayang di Kintamani Bangli, Istri Pelaku Unggah Video ini

"Kami targetkan di 2024 ini tambah lagi dua desa, jadi ada 10 desa tangguh bencana. Namun ini bertahap, karena komitmen pemerintah desa, jadi kami jajaki terus," ungkapnya, Kamis (1/8/2024)

Lanjut Ariadi, pengukuhan Desa Les sebagai dewitana merupakan bentuk komitmen pemerintah, dalam mendukung pengembangan wisata di wilayah tersebut. Apalagi diketahui desa yang berlokasi di Kecamatan Tejakula itu masuk dalam daftar 50 besar desa Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.

Ariadi menyebut, berdasarkan pendataan terhitung sejak tahun 2021 sampai 2023, telah terjadi beberapa jenis bencana di wilayah Desa Les. Mulai dari kebakaran hutan, lahan dan bangunan, cuaca ekstrim, tanah longsor, pohon tumbang, orang hilang, tembok roboh, dan jalan jebol.

Sedangkan secara umum, berdasarkan Peraturan Bupati Buleleng Nomor 59 Tahun 2022 tentang Kajian Risiko Bencana Kabupaten Buleleng Tahun 2022-2026, terdapat sembilan potensi bencana di Buleleng.

Mulai dari gempa bumi, tsunami, banjir, tanah longsor, kekeringan, gelombang ekstrim, cuaca ekstrim, kebakaran hutan dan lahan, serta banjir bandang.

"Dengan pengukuhan ini, kami perkuat lagi bagaimana desa ini berkembang dari segi pengembangan wisata, kemudian kami dukung dari segi penanggulangan kebencanaan," tegasnya.

Ariadi mengungkapkan Desa Les sudah memenuhi sejumlah indikator penilaian, sehingga dikukuhkan menjadi Dewitana. Seperti kebijakan dari desa, komitmen, dukungan anggaran dari APBDes, hingga dokumen kajian risiko bencana tingkat desa.

Bahkan di Desa Les juga terbentuk organisasi relawan yakni Forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Desa Les, pelatihan relawan, termasuk dengan dukungan sarana prasarana.

Dengan menjadi Dewitana, Ariadi berharap Desa Les diharapkan mampu mengetahui potensi bencananya sendiri. Selain juga masyarakatnya memiliki keterampilan guna menanggulangi bencana, baik sebelum, saat, maupun sesudah terjadi bencana.

"Itulah tujuan dibentuk desa tangguh bencana. Karena penanggulangan kebencanaan tidak bisa pemerintah sendiri, harus ada peran serta masyarakat. Walau demikian bukan berarti pemerintah lepas tangan terhadap penanggulangan bencana," tandasnya. (mer)

 

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved