Orangtua Tersedu, Putrinya Terungkap Jadi PSK Online di Denpasar, Sehari Layani 6-7 Pelanggan

Orangtua DNA (16) dan NNI (17) tak bisa menahan isak tangis ketika mengetahui fakta putri-putrinya terjun dalam dunia prostitusi online

Istimewa
Ilustrasi PSK - Orangtua Tersedu, Putrinya Terungkap Jadi PSK Online di Denpasar, Sehari Layani 6-7 Pelanggan 

Orangtua Tersedu, Putrinya Terungkap Jadi PSK Michat di Denpasar, Sehari Layani 6-7 Pelanggan

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Orangtua DNA (16) dan NNI (17) tak bisa menahan isak tangis ketika mengetahui fakta putri-putrinya terjun dalam dunia prostitusi online menggunakan tempat kos elit di Jalan Lange, Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, Denpasar, Bali.

Mirisnya NNI dijajakan oleh pacarnya sendiri KAW yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polsek Denpasar Barat bersama RMF yang sama-sama menjajakan mereka melalui Aplikasi MiChat. 

Baca juga: Kapan Bisnis Prostitusi Berkedok Cafe di Danau Tempe Denpasar Benar-benar Tutup? Ini Kata Satpol PP

Sebagaimana disampaikan Kanit Reskrim Polsek Denpasar Barat Iptu Dian Eka Ananta, dalam press release prostitusi online di Polsek Denpasar Barat, pada Jumat 2 Agustus 2024. 

Para orangtua hadir mendampingi NNI dan DNA saat menjalani pemeriksaan.

Mereka pun mengungkapkan tidak menyangka dan tidak mengetahui aktivitas putrinya tersebut. 

Baca juga: Polisi Gerebek Prostitusi Via Mi Chat, Tawarkan ABG 17 dan 18 Tahun, Ada yang Hamil 3 Bulan

"Orangtua tidak tahu mereka melakukan itu. Saat pemeriksaan, orangtua sampai nangis," ungkap Iptu Dian.

Lanjut Iptu Dian, para perempuan di bawah umur yang terjun ke dunia prostitusi ini bukan berasal dari keluarga broken home maupun kesulitan dalam hal ekonomi, jika pada umumnya pekerja seks komersial (PSK) terjun karena masalah ekonomi.

Dua perempuan di bawah umur ini diduga terjerumus pergaulan bebas remaja.

DNA dan NNI berstatus sebagai saksi dalam kasus ini.

Baca juga: Kasus Pembunuhan AS! MiChat Diduga Jadi Sarang Prostitusi Online, Polda Bali Akan Diproses Hukum

Ada kemungkinan karena sudah terbiasa berhubungan badan kemudian muncul motif mencari uang dari bisnis prostitusi karena mereka mengaku menggunakan uang untuk memenuhi gaya hidup, bukan kebutuhan pokok.

"Uang yang mereka hasilkan bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, tapi untuk membeli kebutuhan tersier seperti membeli baju, membeli tas," jelasnya. 

Dalam sehari, DNA maupun NNI bisa melayani enam hingga tujuh pelanggan dalam bisnis gelap prostitusi online ini.

Baca juga: Prostitusi Online, Tim Resmob Polda Sulsel Amankan 4 Orang! Simak Beritanya

Dari hasil menjajakan dua anak di bawah umur ini, para tersangka mendapat fee Rp 50-150 ribu per pelanggan.

"Enam sampai tujuh (pelanggan,-Red), usia di atas 18 tahun, banyak warga lokal atau pendatang yang kerja di sini," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved