Berita Jembrana

Ribuan Telur Penyu Menetas, Kurma Asih Perancak Fokus Lestarikan dan Edukasi Tentang Penyu

Jumlah tersebut masih sebagian dari total sarang yang ada dan diprediksi bakal mengalami puncaknya pada September 2024 mendatang.

ISTIMEWA
KONSERVASI – Sejumlah anak melihat dan mengamati penyu di Konservasi Penyu Kurma Asih Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Minggu (4/8). 

TRIBUN-BALI.COM - Musim kembang biak penyu terjadi antara bulan Juni-September setiap tahunnya. tingkat keberhasilan telur menetas juga meningkat hingga 94 persen dalam satu sarang.

Di tempat konservasi penyu Kurma Asih Perancak Jembrana, sedikitnya sudah ada 20 ribu butir telur yang menetas dari sarang semi alami.

Jumlah tersebut masih sebagian dari total sarang yang ada dan diprediksi bakal mengalami puncaknya pada September 2024 mendatang.

Baca juga: TRADISI Upacara Petik Laut, Umat Khidmat Ikuti Upacara Petik Laut di Candikusuma

Baca juga: Inilah Arti Mimpi tentang Mie, Menjadi Pertanda Semua yang Diinginkan Akan Menjadi Kenyataan

KONSERVASI – Sejumlah anak melihat dan mengamati penyu di Konservasi Penyu Kurma Asih Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Minggu (4/8).
KONSERVASI – Sejumlah anak melihat dan mengamati penyu di Konservasi Penyu Kurma Asih Perancak, Kecamatan/Kabupaten Jembrana, Minggu (4/8). (ISTIMEWA)

Menurut data yang diperoleh Tribun Bali, dalam kurun waktu tujuh bulan di 2024 ini, sedikitnya ada 530 sarang semi alami di penangkaran Kurma Asih Perancak dengan jumlah rata-rata per satu sarang sekitar 90an butir telur. Sebagian diantaranya sudah menetas dan dilepasliarkan ke habitatnya.

Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Perancak, I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, salah satu upaya menjaga kelestarian penyu adalah dengan membuat sarang buatan atau semi alami.

Selama ini, telur penyu yang diperoleh adalah hasil penyisiran di pesisir pantai. Sebagian juga dibawakan oleh masyarakat.

“Selama ini kita tampung semua telur yang ada kemudian diletakkan di sarang semi alami tersebut,” ungkap Anom Astika saat dikonfirmasi, Minggu (4/8).

Dia melanjutkan, dari 530 sarang yang ada, sebagian atau setengahnya sudah menetas dan tukik ya dilepasliarkan. Sementara sisanya diprediksi bakal menetas di bulan Agustus-September mendatang.

Terkadang, pelepasliaran juga melibatkan para pengunjung yang datang. Sebab, Kurma Asih Perancak ini bukan hanya tempat konservasi saja, melainkan juga sebagai sarana edukasi tentang segala hal tentang penyu.

Mulai dari habitat, proses Kembangbiaknya, populasi dan kondisinya di habitatnya saat ini.

“Intinya kita fokus pada pelestarian serta edukasi juga. Karena mereka yang datang berkunjung lebih banyak ingin belajar segala hal tentang penyu, terlebih wisawatan mancanegara,” ungkapnya. (mpa)

Sumber: Tribun Bali
Tags
penyu
telur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved