Berita Jembrana
Kurma Asih Perancak Fokus Lestarikan dan Edukasi Tentang Penyu di Bali, Ribuan Telur Penyu Menetas
Kurma Asih Perancak ini bukan hanya tempat konservasi saja, melainkan juga sebagai sarana edukasi tentang segala hal tentang penyu.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Musim kembang biak penyu terjadi antara bulan Juni-September setiap tahunnya. tingkat keberhasilan telur menetas juga meningkat hingga 94 persen dalam satu sarang.
Di tempat konservasi penyu Kurma Asih Perancak Jembrana, sedikitnya sudah ada 20 ribu butir telur yang menetas dari sarang semi alami.
Jumlah tersebut masih sebagian dari total sarang yang ada dan diprediksi bakal mengalami puncaknya pada September 2024 mendatang.
Menurut data yang diperoleh Tribun Bali, dalam kurun waktu tujuh bulan di 2024 ini, sedikitnya ada 530 sarang semi alami di penangkaran Kurma Asih Perancak dengan jumlah rata-rata per satu sarang sekitar 90an butir telur.
Baca juga: Seorang DPO Penyelundupan Penyu Diamankan Satpolairud Polres Jembrana, Hendak Kabur ke Jawa
Sebagian di antaranya sudah menetas dan dilepasliarkan ke habitatnya.
Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih Perancak, I Wayan Anom Astika Jaya mengatakan, salah satu upaya menjaga kelestarian penyu adalah dengan membuat sarang buatan atau semi alami.
Selama ini, telur penyu yang diperoleh adalah hasil penyisiran di pesisir pantai. Sebagian juga dibawakan oleh masyarakat.
“Selama ini kita tampung semua telur yang ada kemudian diletakkan di sarang semi alami tersebut,” ungkap Anom Astika saat dikonfirmasi, Minggu 4 Agustus 2024.
Dia melanjutkan, dari 530 sarang yang ada, sebagian atau setengahnya sudah menetas dan tukik ya dilepasliarkan.
Sementara sisanya diprediksi bakal menetas di bulan Agustus-September mendatang.
Terkadang, pelepasliaran juga melibatkan para pengunjung yang datang.
Sebab, Kurma Asih Perancak ini bukan hanya tempat konservasi saja, melainkan juga sebagai sarana edukasi tentang segala hal tentang penyu.
Mulai dari habitat, proses Kembangbiaknya, populasi dan kondisinya di habitatnya saat ini.
“Intinya kita fokus pada pelestarian serta edukasi juga. Karena mereka yang datang berkunjung lebih banyak ingin belajar segala hal tentang penyu, terlebih wisatawan mancanegara,” ungkapnya. (mpa)
Kumpulan Artikel Jembrana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.