Politik Nasional

JUBIR Muda PDIP Doakan Klaim Istana Benar! Kabar Jokowi Cawe-cawe di Partainya Megawati

Presiden Jokowi dikabarkan sudah membentuk tim hukum untuk mendalami surat keputusan (SK) kepengurusan baru partai berlambang kepala banteng itu.

KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA
CAWE-CAWE - Politikus muda PDIP Aryo Seno Bagaskoro (kiri) didampingi kader muda PDIP Yolanda Tamara (kanan) saat konferensi pers di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. 

TRIBUN-BALI.COM - Baru-baru ini, media sosial ramai membahas isu cawe-cawe Presiden dalam kepengurusan baru PDI Perjuangan.

Presiden Jokowi dikabarkan sudah membentuk tim hukum untuk mendalami surat keputusan (SK) kepengurusan baru partai berlambang kepala banteng itu. Namun pihak istana membantah hal tersebut.

Menanggapi ini, juru bicara PDI Perjuangan, Aryo Seno Bagaskoro mendoakan agar klaim pihak Istana Kepresidenan yang membantah Presiden Jokowi ikut campur atau cawe-cawe terhadap susunan kepengurusan DPP PDI-P benar adanya.

Ia mengatakan sebagai seorang presiden, Jokowi tidak perlu cawe-cawe di partai politik. Apalagi, partai politik disebut memiliki kedaulatan atau otonomi sendiri. "Jadi kalau Istana membantah, ya semoga benar itu tidak ada. Karena saya yakin langkah itu memang semestinya tidak perlu dilakukan," kata Seno, Rabu (7/8).

Baca juga: 5 ABK Tewas Terbakar Tragedi Kapal Tanker di Perairan Karangasem, Belasan Orang Luka Bakar!

Baca juga: BATAL! Beach Club di Sanur Dibangun, Dikhususkan Jadi Kawasan Wellness Tourism

Seno mengingatkan setiap partai politik punya kedaulatan menentukan langkah-langkah strategis terkait kelembagaan masing-masing. Terkait susunan kepengurusan, menurut dia, PDIP selalu melaluinya langkah legal formal dengan prosedur hukum konstitusional untuk mendapatkan pengesahan resmi. "Kami diajarkan untuk berkesadaran hukum," kata dia.

Ia juga menyampaikan, dalam sejarah demokrasi Indonesia, PDIP melalui perjuangan panjang, salah satunya melalui Kerusuhan 27 Juli 1996 atau dikenal "Kudatuli". Seno juga yakin Jokowi memahami peristiwa Kudatuli yang menimpa Kantor DPP PDI pada 28 tahun lalu.

"Saya yakin, Pak Jokowi mengerti sejarah Kudatuli, yang baru saja diperingati di bulan Juli yang lalu. Dalam peristiwa itu, menjadi sebuah peristiwa sejarah yang membekas bahwa saat dikuyo-kuyo, ditekan, diintervensi, PDI Perjuangan makin solid dan menyatu dengan arus pergerakan rakyat," ujar dia lagi. (kompas.com)

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved