Berita Denpasar
Rerata Volume Sampah 800 Ton per Hari, Teba Modern Konsep Pengolahan dari Rumah
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menuangkan sampah organik pada Teba Modern di Kawasan Banjar Bun Denpasar, Kecamatan Denpasar Timur.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Teba modern mulai diluncurkan di Denpasar. Peluncuran inovasi penanganan sampah organik ini diharapkan mampu mendukung optimalisasi penanganan sampah berbasis sumber di Kota Denpasar.
Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menuangkan sampah organik pada Teba Modern di Kawasan Banjar Bun Denpasar, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Sabtu kemarin. Ia mengatakan, secara teknis Teba Modern akan mampu menyerap sampah organik masyarakat.
“Jadi poin pentingnya adalah memilah sampah, setelah dipilah, sampah organik bisa di masukan ke Teba Modern, dan nanti setelah matang, bisa kita jadikan kompos untuk pupuk, bahkan belakangan ini kita lihat perkembangannya bisa sekaligus menjadi sumur resapan pengendali banjir,” ujarnya.
Jaya Negara mengatakan, saat ini volume sampah rata-rata di Kota Denpasar mencapai 800 ton per hari. Namun demikian, jumlah tersebut diprediksi sudah bisa terserap di hulu sebanyak 270 ton.
Baca juga: Bali Dipilih Jadi Lokasi Muktamar PKB! Bakal Dihadiri Jokowi, Prabowo hingga Megawati
Baca juga: PAKET Wasudewa Out! Pilkada Badung Potensi PDIP Lawan Kotak Kosong, Disel Astawa Alasan Keluarga
Hal ini tak lepas dari optimalisasi pengolahan sampah pada TPS3R, Bank Sampah, Komposting, Komunitas Eco Enzyme, dan yang terbaru Teba Modern ini. Kata dia, pada Anggaran Perubahan APBD Kota Denpasar Tahun 2024, Denpasar telah merancang Program Teba Modern ini.
Sebanyak 200 titik akan disasar Teba Modern. Implementasinya akan menyasar lokasi yang memiliki jumlah sampah organik yang tinggi. Mulai dari banjar, pura, hingga taman-Taman, termasuk juga sekolah negeri.
“Teba Modern ini adalah salah satu dari berbagai inovasi pengolahan sampah di hulu, sehingga diharapkan mampu mengurangi volume sampah ke hilir. Teba Modern akan melengkapi TPS3R yang jumlahnya mencapai 23 titik di Kota Denpasar," jelasnya.
Pendiri Komunitas Malu Dong Komang Sudiarta mengatakan Teba Modern merupakan sebuah konsep penanganan sampah organik di perumahan atau di hulu. Konsepnya menggunakan penampungan sedalam 2 meter yang dilengkapi dengan tutup untuk memasukan sampah.
Ia mengatakan, hingga saat ini telah terdapat 33 Teba Modern yang sudah beroperasi. Meski banyak permintaan, Sudiarta yang akrab disapa ‘Bemo’ ini mengaku harus selektif. Hal ini lantaran tidak semua bisa dibantu dalam merealisasikan penerapan Teba Modern ini.
“Syaratnya ya itu tadi, pemilahan sampah, kita harus pastikan masyarakat yang akan membuat Teba Modern taat dalam pemilahan sampah, karena jika tidak, Teba Modern tidak akan optimal dalam mendukung penanganan sampah,” ujarnya. (sup)
Terkendala Lahan, Empat Wilayah di Denpasar Bali Masih Tak Terjangkau SMP Negeri |
![]() |
---|
Berawal Cekcok di Meja Makan, Perkelahian Antar WNA di Sanur Bali Berakhir Damai |
![]() |
---|
Gas LPG 3 Kg Terus Langka, YLPK Bali Minta Pengawasan dan Penindakan, Ada Keluhan Isi Tabung Kurang |
![]() |
---|
Target 2026 Bebas Kawasan Kumuh, Akhir Tahun 2025 Perkimta Denpasar Bali Akan Tangani 17,6 Hektar |
![]() |
---|
Polresta Denpasar Gelar Bazaar Gerakan Pangan Murah, Sediakan 1 Ton Beras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.