Pasar Ubud Terbakar
Kesaksian Pedagang Saat Pasar Ubud Kebakaran, Basement Masih Panas, Puing Kendaraan Tergeletak
Kebakaran Pasar Ubud, api pertama muncul di sebuah kios toko kelontong yang menjual gas LPG 3 kilogram. Lokasi toko berada di basement timur.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Pasar Tematik Ubud, Gianyar, ramai dikunjungi masyarakat, Minggu 18 Agustus 2024, setelah terjadi kebakaran hebat.
Banyak warga yang datang untuk melihat kondisi terkini Pasar Ubud, khususnya di basement, setelah dilalap si jago merah pada Sabtu 17 Agustus 2024 siang.
Pantauan Tribun Bali, kemarin, garis polisi masih terpasang di pintu masuk basement timur.
Masyarakat umum tidak bisa masuk ke dalam pasar. Namun dari kejauhan terlihat kerangka sepeda motor yang tergeletak di sekitar basement, yang menjadi titik kebakaran.
Baca juga: Hydrant Pasar Ubud Tak Berfungsi Saat Kebakaran, Pemerintah Sebut karena PLN Mati
Para pedagang di Pasar Ubud yang menjadi korban kebakaran juga tampak berdatangan untuk melihat kondisi pasar dan melihat polisi melakukan olah TKP.
Menurut kesaksian para pedagang di Pasar Ubud, api pertama muncul di sebuah kios toko kelontong yang menjual gas LPG 3 kilogram. Lokasi toko berada di basement timur.
Seorang pedagang, Yumang, mengatakan saat pertama kali api muncul, apinya hanya kecil.
Namun saat itu, para pedagang yang ada di areal tersebut tidak mampu untuk memadamkan.
Sebab, tidak ada air yang hidup. Ia pun mengeluhkan tidaknya ada air ini.
Akibat kebakaran ini, motor ayahnya merek Honda Vario yang diparkir di basement timur ikut terbakar. Kini kondisinya tinggal kerangka.
"Jangankan alarm pendeteksi kebakaran, air saja tidak ada. Di sini sudah sejak lama tidak ada air. Air keran mati, dan tahun ini paling parah. Kalau saja ada air, saya yakin dampaknya tidak separah ini. Karena api pertama cuman kecil," ujarnya.
Bu Desak, pedagang lainnya mengatakan, saat kebakaran ia sedang membuat canang.
Dijelaskan bahwa di basement yang menjadi titik kebakaran, ia menjual canang dan kain.
Total kerugian yang dialaminya sekitar Rp 2 juta.
Masih beruntung setiap berjualan ia selalu diantar jemput sehingga motornya tidak ikut dilalap si jago merah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.