Berita Bali

Jumlah Bidan di Desa Sedikit, Dinkes Bali Berharap Institusi Pendidikan Cetak Lulusan Lebih Banyak

Keberadaan TPMB dan Bidan Desa berkontribusi dalam memperluas dan mendekatkan akses layanan ibu dan anak hingga ke daerah perifer di Indonesia. 

tribun bali/ni luh putu wahyuni sari
wawancara dengan Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, M.M, M.KM selaku Ketua Umum PP IBI Periode 2023-2028 - Jumlah Bidan di Desa Sedikit, Dinkes Bali Berharap Institusi Pendidikan Cetak Lulusan Lebih Banyak 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR — Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr. I Nyoman Gde Anom saat membuka acara Musda Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke-X 2024 pada Sabtu 14 September 2024, mengatakan jumlah bidan di fasilitas kesehatan yang ada di Bali masih kurang jumlahnya. 

“Kita sering ajak IBI dalam kegiatan kesehatan di pedesaan. Walaupun saat ini bidan masih kurang di Bali makanya kita berharap insititusi pendidikan banyak lagi mencetak lulusan bidan untuk disebar di Bali,” jelas, Gde Anom. 

Menanggapi hal tersebut, Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, M.M, M.KM selaku Ketua Umum PP IBI Periode 2023-2028 mengatakan, untuk jumlah bidan rasionya memang sedikit padahal bidan masih sangat dibutuhkan sekali terutama di daerah yang mengalami keterbatasan. 

“Kami sangat apresiasi ada informasi dari Kepala Dinas mewakili Pj Gubernur bahwa peran bidan sebagai salah satu garda ke depan, dari data Riskesdas 2018 sebanyak 82,4 persen bidan memberikan pelayanan kebidanan itu di garda terdepan, artinya mulai dari pra hamil, hamil, melahirkan, bayi baru lahir dan KB itu merupakan lingkup asuhan bidan, sehingga peran bidan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” jelas Ade. 

Baca juga: Buntut Kasus Penemuan Bayi di Karangasem, Polisi Periksa CCTV, Bidan hingga Klinik Seputaran TKP

Dengan informasi bahwa Bali masih membutuhkan tenaga bidan ia pun mengajak seluruh sejawat bidan yang saat ini masih dalam pendidikan kebidanan agar segera menjadi bagian dari Provinsi Bali untuk mengabdikan diri sebagai bidan, dan menurut Ade, ini juga peluang besar sebab masyarakat masih membutuhkan bidan

“Hampir 4 juta perempuan untuk pelayanan periksa hamil, bersalin, nifas dan KB juga lainnya masih sangat membutuhkan bidan. Jadi bidan adalah harapan masyarakat dan garda terdepan,” sambungnya. 

Sementara berdasarkan data Risfaskes tahun 2019, jumlah Tempat Praktik Mandiri Bidan (TPMB) merupakan praktik swasta murni yang dijalankan oleh bidan sebanyak 36.996 yang tersebar di seluruh Indonesia (PPIBI). 

Selain itu, terdapat 45.875 bidan di desa dari sekitar 83.931 desa. 

Hal ini menunjukkan bahwa hanya 55 persen desa yang masih memiliki Bidan Desa. 

Keberadaan TPMB dan Bidan Desa berkontribusi dalam memperluas dan mendekatkan akses layanan ibu dan anak hingga ke daerah perifer di Indonesia. 

Hal ini menegaskan peran penting Bidan dalam sistem kesehatan, khususnya dalam rangka pemenuhan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas di Indonesia. 

Hal ini terbukti dengan tingginya jumlah perempuan yang mendapatkan layanan kesehatan oleh bidan, antara lain pelayanan ANC dilakukan oleh Bidan 85 persen dan 41 persen di antaranya di TPMB. 

Pertolongan persalinan oleh Bidan 62,7 persen (29 persen ditolong di TPMB), serta pelayanan Kontrasepsi Keluarga Berencana 76,5 persen di mana 54,6 persen layanan tersebut dilakukan di TPMB (Riskesdas, 2018).

Kumpulan Artikel Bali

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved