Hari Raya Galungan

Makna Hari Penyajaan Galungan 23 September 2024, Umat Hindu Lakukan Hal Ini

Penyajaan Galungan dilaksanakan dua hari sebelum Galungan, pada hari Soma Pon wuku Dunggulan, yang pada terdekat jatuh pada Senin, 23 September 2024.

|
Editor: Putu Kartika Viktriani
Tribun Bali
Ilustrasi jaje Bali - Penyajaan Galungan dilaksanakan dua hari sebelum Galungan, pada hari Soma Pon wuku Dunggulan, yang pada terdekat jatuh pada Senin, 23 September 2024. 

Oleh karena itu, hari Penyajaan disebut sebagai hari untuk memfokuskan pikiran dan menenangkan diri dari segala bentuk gangguan duniawi.

Pada hari ini juga diyakini bahwa  Sang Bhuta Dungulan , salah satu dari tiga kekuatan negatif (bhuta) yang hadir menjelang Galungan, mulai turun ke dunia.

Bhuta Dungulan melambangkan kekacauan, keraguan, dan godaan negatif yang dapat mengganggu ketenangan batin manusia.

Sebelum hari Penyajaan, Bhuta Galungan yang melambangkan nafsu dan ambisi telah turun, sehingga pada saat ini, umat Hindu harus mampu menaklukkan Bhuta Dungulan dengan  kesungguhan hati  dan pengendalian diri yang lebih kuat.

Selama Penyajaan, umat Hindu dianjurkan untuk  mawas diri  dan mempersiapkan diri secara rohani, mengingat tantangan yang dihadapi akan semakin berat menjelang Galungan.

Hari ini merupakan waktu yang penting untuk membersihkan pikiran dan hati, mengendalikan hawa nafsu, serta memohon perlindungan dari para dewa agar diberikan kekuatan dalam menghadapi godaan-godaan negatif.

Dengan melakukan hal ini, umat Hindu diyakini akan mampu melewati hari-hari berikutnya dengan penuh keberanian dan kesucian hati, hingga tiba pada puncak perayaan Galungan.

Sebagai bagian dari proses spiritual ini, Penyajaan juga menjadi pengingat bahwa kemenangan  dharma  atas  adharma  tidak dapat dicapai tanpa  usaha yang sungguh-sungguh .

Pengendalian diri, introspeksi, dan kesungguhan dalam beribadah adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang seimbang dan harmonis.

Inilah esensi dari Penyajaan Galungan, di mana umat Hindu diingatkan untuk bersiap secara lahir dan batin dalam menyongsong hari yang suci, dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan hati.

Dengan demikian, Penyajaan Galungan bukan hanya merupakan persiapan fisik berupa pembuatan jajan dan sarana upakara, tetapi juga merupakan persiapan spiritual yang lebih dalam.

Melalui pengendalian diri dan peningkatan kesungguhan, umat Hindu mempersiapkan diri untuk merayakan kemenangan kebaikan atas keburukan, dengan hati yang lebih bersih dan pikiran yang lebih fokus.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved