Pilkada Bali 2024
Pengamat Sebut Kampanye di Medsos Paling Efektif Saat Ini, TikTok dan Instagram Paling Tinggi
Selain medsos yang bersifat terbuka, grup WhatsApp meskipun dengan anggota terbatas juga menurutnya sangat efektif dalam pelaksanaan kampanye.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Dan berdasarkan DPT dari KPU Bali, jumlah pemilih Milenial dan Gen Z mencapai 51 persen atau 1.673.899 dari total DPT 3.283.893 pemilih.
Selain itu, untuk kampanye menggunakan medis massa, menurutnya paling efektif dengan media online.
Sementara untuk kampanye konvensional, yang dianggap masih efektif yakni lewat banjar atau pertemuan langsung.
Menurut Subanda, kampanye dengan baliho, spanduk maupun pamflet baginya tidak begitu efektif.
“Kalau baliho atau pamflet mungkin orang akan tahu, bagi yang lewat di sana, tapi tidak banyak yang ingin tahu lebih lanjut. Kalau di medsos, mereka akan scroll untuk mengetahuinya,” katanya.
Sementara untuk kampanye hitam di media sosial, menurutnya saat ini sudah tidak terlalu laku.
Dan malahan hal itu bisa jadi bumerang bagi pembuat kampanye negatif karena akan diserang oleh pengguna lainnya.
“Kalau terus-terusan buat kampanye negatif, maka orang-orang akan cenderung skeptis. Bahkan bisa jadi kontraproduktif, bisa diserang. Yang nyerang bukan Paslon yang dijelek-jelekkan tapi pengguna lain,” katanya.
Dirinya juga menilai, kampanye hitam tak memiliki substansi yang jelas dan baginya lebih baik adu program dan visi misi tanpa menjelekkan.
“Dari segi substansinya apa? Kenapa tidak adu argumentasi, adu visi misi. Kalau menjelek-jelekkan tapi dia tidak punya visi misi dan program yang jelas kan membuat orang marah. Nanti malah diserang balik,” paparnya. (*)
Kumpulan Artikel Pilkada Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.