Sponspor Content

Kisah Samsir Merantau ke Lombok, Dapat Jodoh Hingga Jadi Pelopor Batik Sasambo

Samsir, pria asal Klaten, Jawa Tengah, tidak pernah memperkirakan bahwa masa tuanya akan dihabiskan di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

ISTIMEWA
Samsir, Pelopor Batik Sasambo di Lombok. 

 

Samsir menjelaskan, jika dahulu pembeli batiknya saat ia melukis sendiri adalah datang dari kalangan travel agent. Jadi banyak yang datang langsung membawa tamunya ke tempat Samsir

Sebelum terjadinya bom Bali, Samsir mengatakan pada tahun 1991 pengaruh Bali sangat luar biasa pada pemasukan usaha batiknya. "Sehari itu bisa Rp30 juta masuk. Sebelum bom Bali tahun sekitar tahun 1993-1995an," sebutnya. 

Pesatnya perkembangan Batik Sasambo milik Samsir, tidak dipungkiri karena ia pelopor dan saingan usaha serupa di Lombok tidak banyak. "Kalau untuk produksi tidak bisa langsung jadi sehari," sebutnya. 

Ide batik-batik Samsir datang dari imajinasinya, seperti motif lombok yang berwarna merah identik dengan kata'Lombok' yang konotasinya ke cabai. Walaupun arti harfiah Lombok adalah lurus. 

"Saya juga ambil imajinasi dari budaya di Lombok, flora-fauna yang ada di NTB," imbuhnya. Intinya menampilkan khas ala Lombok

Kini Samsir mengajak 7 pekerja, dari sebelumnya 10 pekerja. Dengan produksi sebulan mencapai 130 pcs yang laku dengan kisaran harga mulai Rp 150 ribuan untuk batik cetak mesin, dan Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu ke atas untuk batik lukis tangan. 

Pegawai Samsir saat melukis Batik Sasambo.
Pegawai Samsir saat melukis Batik Sasambo. (ISTIMEWA)

 

Jadi Binaan Telkom 

Samsir adalah salah satu UMKM binaan Telkom di NTB. "Binaan Telkom itu, saya ditawari dibina diikutkan pelatihan dan banyak fasilitas dibantu," katanya. 

Kala itu, bantuan modal yang diberikan Telkom pada Samsir sekitar Rp 15 jutaan dengan bunga ringan 6 persen per tahun. 

Hanya saja, kini aturan berubah dan Telkom tidak lagi memberikan bantuan pendanaan. Sebab urusan dana kini diharuskan lewat perbankan. 

"Walau saya aslinya lebih senang dengan bantuan pendanaan Telkom. Bunga kecil, pengurusan lebih simpel dan ada pendampingannya, dan bunga tak banyak hanya 6 persen per tahun. Saya sih lebih nyaman," kata Samsir

Keperluan modal membantu Samsir untuk memproduksi batiknya, apalagi batik handmade ini memang memerlukan proses yang tidak mudah. 

"Manual melukis bolak-baliknya sama persis, karena ditulis satu persatu. Panjang 2,5 meter lebarnya 120, harganya sekitar Rp500 ribu," jelasnya. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved