Viral Bali

4 Peristiwa Penusukan di Bali dalam Kurun Waktu Satu Bulan: Penikaman di Buleleng, Terbaru di Kuta

Hanya dalam waktu sebulan terakhir peristiwa kriminal penusukan dan pembacokan hingga menyebabkan korban luka maupun nyawa sering terjadi di Bali.

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/DwiS
ilustrasi penusukan. 4 Peristiwa Penusukan di Bali dalam Kurun Waktu Satu Bulan: Penikaman di Buleleng, Terbaru di Kuta 

3.    Pemuda dibacok di Pemogan

Kasus kekerasan disertai dengan pembacokan baru-baru ini terjadi di wilayah Pemogan hingga korbannya dilarikan ke ICU RSUD Bali Mandara untuk mendapatkan perawatan intensif. 

Adalah Afan, pemuda berusia 19 tahun mengalami peristiwa pengeroyokan pada Minggu 22 September 2024 dini hari.

Peristiwa pengeroyokan tersebut pun sempat terekam dalam video dan viral di media sosial hingga memantik keprihatinan banyak pihak.

Paman korban, Mang Yus mengatakan, berdasarkan penuturan korban Afan, dirinya yang saat itu sedang membeli makanan tiba-tiba diserang dari belakang tanpa tahu sebabnya.

Afan sempat mengenali ciri-ciri pelaku yang disebutnya memiliki karakter dan dialeknya seperti warga pendatang dari wilayah Timur.

"Pelaku diduga orang dari Timur kurang lebih 10 orang. Afan bilang logat bicaranya seperti orang Timur," ungkap Paman korban Mang Yus, kepada Tribun Bali, Kamis (26/9).

Empat hari berlalu terbaring di rumah sakit, kondisi Afan kini membaik dan sudah keluar dari ruang ICU ke ruang perawatan.

Sang paman yang geram, membawa kasus ini ke ranah hukum dengan melaporkan para pelaku ke Polsek Denpasar Selatan dan Kepala Desa Pemogan.

"Kondisinya sekarang sudah membaik. Sudah keluar dari ruang ICU. Saya sudah laporkan kasus ini ke Polsek yang di Sanur itu dan Kepala Desa Pemogan," bebernya.

Sementara itu, korban Afan menyampaikan, saat itu dirinya berboncengan dengan saudaranya membeli nasi, lalu tiba--tiba ia ditarik dari sepeda motornya lalu ditendang.

Kebetulan saat itu Afan bersama saudaranya, saudaranya berhasil lari menyelamatkan diri namun Afan terjatuh dari sepeda motornya karena ditarik dan ditendang.

"Saya dipegang jatuh dari atas. Di situ saya dipukul sama orang yang tidak dikenal. Saya tidak tahu orang itu.

Saya tidak tahu apa-apa. Setelah saya dipukul, dibawa semua teman-temannya yang di atas ikut turun memukuli saya. 

Sehingga badan bagian punggung saya dibacok dan bagian kepala robek. Setelah itu saya mau dibuang ke sungai. Untungnya dia kabur langsung saat itu," ungkap Afan.

Setelah para pelaku kabur, Afan yang saat itu masih sadarkan diri langsung berlari naik mencari pertolongan.

Dan saudaranya datang dari belakang langsung melarikan Afan ke RSUD Bali Mandara.

Terpisah, Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi yang dikonfirmasi mengenai laporan tersebut belum memberikan keterangan apapun mengenai tindak lanjut dari kepolisian.

Baca juga: Viral Bali: Vonis Ketut Riana, Bule Kembar Ukraina Nekad Bikin Pabrik Narkoba & Jadi Petani Ganja

4.    Kasus penikaman di Karangasem

Sementara itu, Nyoman Tista, terduga pelaku penusukan terhadap saudara tirinya, I Ketut Badung di Desa Ban, 

Kecamatan Ban, menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karangasem, Kamis, 26 September 2024. 

Nyoman Tista diketahui juga terluka parah, setelah menikam saudara tirinya pada momen Hari Penampahan Galungan, Selasa 24 September 2024 sore sekira pukul 17.00 Wita. 

Pihak kepolisian sampai dengan hari ini, terus melakukan pemeriksaan kepada Nyoman Tista yang masih mendapatkan perawatan intensif di RSUD Karangasem.

Menurut Kasat Reskrim Polres Karangasem, AKP Agus Adi Apriyoga, terduga pelaku saat ini menjalani operasi karena luka terbuka serius di paha dan tangannya. 

Luka parah terbuka tersebut didapatkan Nyoman Tista ketika korban melakukan perlawanan balik ketika ditikam pelaku. 

"Kemarin baru selesai operasinya, saat ini pelaku masih dirawat," ujar Agus Adi Apriyoga, Kamis (26/9/2024).

Pemeriksaan terhadap pelaku akan langsung dilakukan, setelah tim medis sudah memperbolehkan pelaku pulang dari rumah sakit.

"Informasi terakhir dari pihak RS, kondisi pelaku sudah membaik," ungkap Apriyoga.

Kasus ini juga akan langsung ditangani oleh Satreskrim Polres Karangasem.

"Pemeriksaan terhadap pelaku, segeran mungkin kami lakukan. Rencana hari ini," ungkap dia.

Peristiwa berdarah terjadi saat penampahan Galungan di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Kabuapten Karangasem, Selasa (24/9/2024). 

Warga setempat, I Ketut Badung (47) meninggal dunia bersimbah darah, setelah ditikam oleh saudara tirinya, I Nyoman Tista (45).

Sukadana menjelaskan, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 Wita. Ada dua saksi yang mengetahui peristiwa berdarah tersebut.

Saksi pertama yakni I Kadek Widiasa (34), tiba-tiba mendengar teriakan minta tolong tidak jauh dari rumahmya. 

Saat Widiasa keluar rumah, ia melihat korban sudah dalam keadaan bersimbah darah di dekat cubang. 

"Saksi (Widiasa) saat itu juga melihat pelaku (Nyoman Tista) di depan rumahnya dalam keadaan terluka," ungkap Gede Sukadana, Rabu (25/9/2024).

Luka itu didapat, diduga akibat perlawanan oleh korban saat terjadinya penikaman. 

Sementara saksi lainnya, Ni Luh Sari (41) melihat pelaku mendekati korban.

Tanpa ada basa-basi, ia melihat pelaku langsung menikam korban pada bagian dada kiri dengan pisau. 

Saksi melihat korban sempat lakukan perlawanan, namun luka yang diderita korban cukup parah hingga meninggal dunia di TKP.

Para saksi lalu melaporkan peristiwa itu ke Babinkamtibmas, dan diteruskan ke Polsek Kubu. Kemudian kepolisian mengamankan pelaku, yang juga telah bersimbah darah karena terluka.

"Saat itu pelaku mengalami pendarahan di tangan kiri, kemudian diajak berobat ke Puskesmas Kubu 2 dan selanjutnya di rujuk ke RSUD Karangasem," jelas Sukadana.

Diduga peristiwa itu dilatar belakangi karena masalah dendam pribadi.

"Kami masih lakukan pendalaman, apa motif dari pelaku menusuk saudara tirinya," Iptu I Gede Sukadana

Diduga ada dendam pribadi antara pelaku dan korban, terkait dengan permasalahan di Pura Dadia.

"Di duga karena ada dendam pribadi masalah di pura keluarga atau pura dadya, karena korban dan tersangka masih ada hubungan saudara tiri beda ibu," ungkap Sukadana. (tribun bali/gus/mer/mit/ian)

>>> Baca berita terkait <<< 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved