10 Tahun Pemerintahan Jokowi
10 Tahun Jokowi Memimpin, Infrastruktur Bandara Ngurah Rai Dikembangkan untuk Tingkatkan Kenyamanan
Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) konektivitas antar wilayah semakin kuat, dengan peningkatan aksesbilitas transportasi
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
10 Tahun Jokowi Memimpin, Infrastruktur Bandara Ngurah Rai Dikembangkan untuk Tingkatkan Kenyamanan
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - Selama 10 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) konektivitas antar wilayah semakin kuat, dengan peningkatan aksesbilitas transportasi dan integrasi layanan.
Selaras dengan amanat pembangunan nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), Kementerian Perhubungan telah membangun dan merehabilitasi/merevitalisasi 521 infrastruktur fisik sektor transportasi dalam satu dekade terakhir.

Salah satu di antaranya pekerjaan pengembangan dan beautifikasi Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Baca juga: Era Jokowi Segera Berakhir, Ari Dwipayana Berkemas, Berharap Perhatian Pada Umat Hindu Berlanjut
“Dalam satu dekade terakhir Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai telah melakukan beberapa pekerjaan pengembangan dan beautifikasi bandara yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kenyamanan penumpang,” ujar General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, Kamis 10 Oktober 2024.
Syaugi menyampaikan bahwa beberapa pekerjaan yang sudah dilakukan antara lain pengembangan area sisi udara yaitu perluasan apron atau tempat parkir pesawat, pembangunan gedung parkir bertingkat untuk kendaraan roda 4 yang dilengkapi dengan parking guidance system, parkir tingkat untuk kendaraan roda 2, pembangunan gedung baru VIP dan VVIP, serta beautifikasi terminal domestik dan terminal internasional.
Baca juga: Transformasi Digital di Era Jokowi, Pelaku Pariwisata Ida Bagus Purwa Ungkap Dampak Positifnya
Di awal tahun 2020 saat dunia diterpa pandemi Covid-19, bisnis aviasi menjadi salah satu sektor usaha yang terkena dampak secara signifikan sebagai dampak diberlakukannya pembatasan pelaku perjalanan.
Namun, PT Angkasa Pura I (saat ini PT Angkasa Pura Indonesia) secara aktif membangun ekosistem dengan pemerintah dan stakeholder terkait untuk mengaktifkan kembali (reaktivasi) penerbangan di bandara-bandara kelolaan AP1, khususnya di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan membangun kembali konektivitas dari dan ke Pulau Bali melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Baca juga: Era Jokowi Segera Berakhir, Ari Dwipayana Berkemas, Berharap Perhatian Pada Umat Hindu Berlanjut
Titik balik kebangkitan pariwisata pulau Bali salah satunya ditandai dengan penyelenggaraan event skala internasional di Bali, seperti G20 dan KTT ASEAN Summit.
Di mana Bandara I Gusti Ngurah Rai sebagai gerbang utama turut serta memberikan dukungan nyata dengan menyediakan insfrastruktur dan pelayanan kepada para delegasi.
Momentum lainnya yang juga menjadi sejarah bagi Pulau Bali, bahkan industri penerbangan Indonesia adalah saat Bandara I Gusti Ngurah Rai secara resmi melayani penerbangan pesawat terbesar dunia Airbus A380-800 milik maskapai penerbangan Emirates pada Juni 2023 lalu.
Dengan penerbangan ini sekaligus membuka konektivitas Bali dengan Timur Tengah dan negara-negara Eropa lebih luas lagi.
Untuk dapat didarati pesawat jumbo A380 tersebut, Bandara I Gusti Ngurah Rai melakukan beberapa penyesuaian fasilitas, prosedur, hingga kompetensi SDM.
“Sebagai pengelola bandara, manajemen Angkasa Pura Indonesia Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai memegang komitmen untuk senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan fasilitas serta kualitas layanan,” ungkapnya.
Pelaku pariwisata Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen, pun menyampaikan betapa pentingnya pembangunan infrastruktur bandara di Bali yang berdampak positif terhadap konektivitas pariwisata internasional.
“Kalau kita bicara tentang pariwisata kemudian kaitannya dengan infrastruktur, akses atau konektivitas itu paling penting,” ungkap IB Purwa, Rabu (9/10/2024) lalu.
Ia menyampaikan bahwa konektivitas itu jadi sarana yang pertama, yang kemudian pada saat kita mendatangkan wisatawan ada kemudahan-kemudahan disana.
Katakan jaraknya lebih dekat, waktunya lebih cepat dan lain sebagainya.
“Dalam era kepemimpinan Pak Jokowi katakan 10 tahun terakhir di Bali tentunya dengan pemerintahan gubernur ada dua gubernur kita alam ini menunjukkan Pulau Dewata memiliki perkembangan yang cukup baik,” imbuhny.
Bahkan sekarang (satu tahun terakhir) ada wacana pembangunan transportasi massal berupa LRT, kemudian ada pembangunan bandara bali utara dan lain sebagainya.
“Kita harapkan semuanya agar memberikan dampak yang lebih baik terkait dengan kemudahan datangnya wisatawan. Tentu pembangunan infrastruktur tersebut jika di kaji secara ekonomi juga memberikan dampak yang bagus. Kemudahan akses menuju sebuah tempat wisata itu sangatlah penting,” jelasnya.
IB Purwa pun menilai selama satu dekade terakhir infrastruktur bandara di Bali sudah baik dan tidak ada permasalahan yang signifikan.
“Sampai hingga saat sekarang ini kalau akses baik bandara atau lain sebagainya itu sudah berjalan dengan baik. Belum ada permasalahan yang merugikan bagi dunia pariwisata, bahkan kami di pariwisata khususnya dengan stakeholder pariwisata lainnya dalam asosiasi itu dengan pihak bandara sudah berkoordinasi dengan baik,” tutur IB. Purwa Sidemen.
Jika diiingat kembali saat masa pandemi Covid-19 konektivitas ke Bali melalui transportasi udara ditutup bagi wisatawan dan secara perlahan pemerintah pusat membuat kebijakan-kebijakan pembukaan kembali konektivitas.
“Bahkan pada saat Covid-19 bandara menentukan bahwa bagaimana cara menerima tamu, apa yang disiapkan hotel untuk menerima tamu. Itu kalau tidak ada koordinasi yang baik tentu tidak mudah,” ucapnya.
Menurut IB Purwa Sidemen, hal itu terbentuk karena memiliki dan ada kesamaan terkait dengan bagaimana memberikan yang terbaik bagi masyarakat baik itu masyarakat kita, maupun wisatawan dalam hal ini.
General Manager Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, menambahkan bahwa pihaknya hingga kini terus melaksanakan beberapa program optimalisasi fasilitas bandara.
“Saat ini kami sedang melaksanakan beberapa program optimalisasi fasilitas bandara antara lain penyesuaian tata ruang terminal, pengaturan dan perluasan area sisi darat (landside) yaitu pembuatan dan pelebaran jalan landside menjadi empat jalur, pembuatan jembatan penyeberangan orang (JPO) di terminal domestik dan pembuatan shelter bus di pick up zone domestik,” kata Syaugi.
Semuanya bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik dan meningkatkan kualitas layanan kepada para pengguna jasa yang mayoritas merupakan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.