UMKM Bali

Dari Zaman Soekarno hingga Kini, Kue Potong Sari Bulan Sading Tetap Jadi Favorit Masyarakat

UMKM Kue Potong Sari Bulan Sading adalah usaha mikro kecil menengah yang bergerak di bidang kuliner, khususnya jajanan tradisional khas Bali

Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
Pemilik usaha kue potong Sari Bulan Gading 

Dari Zaman Soekarno hingga Kini, Kue Potong Sari Bulan Sading Tetap Jadi Favorit Masyarakat

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - UMKM Kue Potong Sari Bulan Sading adalah usaha mikro kecil menengah yang bergerak di bidang kuliner, khususnya jajanan tradisional khas Bali, dengan produk andalan berupa kue potong.

Usaha ini sudah menjadi bagian dari tradisi turun-temurun masyarakat Desa Sading dan telah berkembang menjadi simbol kuliner lokal yang dicintai.

Berlokasi strategis di Jalan Raya Sading, tepat di depan LPD Desa Sading, usaha ini melayani pelanggan setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 18.00 sore.

Baca juga: Tenun Sari Jepun: UMKM yang Setia Melestarikan Tradisi Tenun Bali dengan Kualitas Tinggi

Kue Potong Sari Bulan Sading memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak era Presiden Soekarno, sekitar tahun 1970-an.

Usaha ini didirikan oleh generasi terdahulu dari keluarga I Wayan Parianta dan telah diwariskan turun-temurun.

"Kue potong ini sebenarnya sudah ada sebelum saya lahir, kira-kira waktu zaman Pak Soekarno. Awalnya didirikan oleh kakak dari pihak bapak, lalu dilanjutkan sama bapak saya, dan terakhir sampai di saya sampai sekarang,” ungkap I Wayan Parianta.

Baca juga: Dari 27 Ribu Baru 70 UMKM Yang Minta Binaan DiskupUMK Badung Untuk Dapat Subsidi Bunga Kredit

Kue potong yang dulu dikenal sebagai jajanan tradisional untuk upacara banten, kini menjadi camilan yang digemari sebagai teman sarapan atau teman ngopi karena cita rasanya yang manis dan teksturnya yang lembut.

Hal ini menjadikan Kue Potong Sari Bulan Sading tetap relevan dan terus diminati oleh berbagai kalangan.

Proses pembuatan kue potong ini masih mempertahankan cara-cara tradisional, meskipun sudah disesuaikan dengan perkembangan teknologi agar lebih efisien.

Baca juga: Kunjungi Pasar Rakyat Taman Ayun, Paslon AdiCipta Coba Ayunan Jantra & Kuliner, Komitmenkan UMKM

I Wayan Parianta, bersama salah satu pegawainya, I Komang Agus Ari Saputra, menjelaskan tahapan pembuatannya.

“Kue potong ini terdiri dari dua bagian, yaitu selai dan kulit/rotinya. Proses pembuatan awal baik dari selai maupun roti sebenarnya sama, hanya beda takaran saja."

"Gula direbus hingga cair, lalu didinginkan, kemudian diaduk dalam mixer bersama tepung hingga kalis. Setelah itu, adonan ditimbang sesuai ukuran cetakan yang akan dibuat,” jelas I Komang Agus Ari Saputra.

Baca juga: 352 UMKM Binaan Tingkatkan Daya Saing Produk, Melalui Program Nutrition Fact Rumah BUMN Telkom

Ia melanjutkan, “Adonan kulit/rotinya dipipihkan menggunakan rolling pin, begitu pula adonan selainya, lalu keduanya disatukan dan digiling sekali lagi menyesuaikan bentuk cetakan.

Kemudian adonan ditusuk-tusuk supaya ketika dioven nanti matangnya merata, lalu diolesi air dan ditabur biji wijen.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved