Pilkada Karangasem

Paslon Dana-Swadi Akan Tingkatkan Program Atma Kerthi untuk Ringankan Beban Masyarakat Karangasem

Program ini disambut baik oleh masyarakat karena tidak hanya meringankan biaya upacara, tetapi juga menghadirkan pemerintah dalam mendukung pelaksana

ISTIMEWA
Pasangan calon bupati dan wakil bupati Karangasem, I Gede Dana dan I Nengah Swadi (Dana-Swadi).  

TRIBUN-BALI.COM -  Pasangan calon bupati dan wakil bupati Karangasem, I Gede Dana dan I Nengah Swadi (Dana-Swadi), berkomitmen untuk melanjutkan program Atma Kerthi yang selama ini dinilai sangat membantu masyarakat, terutama dalam penyelenggaraan Ngaben/Ngeroras massal dan Upacara Dewa Yadnya. 

Tidak hanya melanjutkan, Dana-Swadi juga berencana meningkatkan anggaran bantuan program tersebut agar semakin meringankan beban masyarakat Karangasem dalam melaksanakan berbagai upacara adat dan agama.

I Gede Dana, calon bupati petahana, dalam berbagai kesempatan simakrama dengan masyarakat menyampaikan bahwa program Atma Kerthi telah berjalan sejak dirinya dilantik bersama I Wayan Artha Dipa.

Baca juga: Berawal dari Pacar Diserempet, Punggung Kadek Budi Ditikam Diduga dengan Taji di Buleleng

Baca juga: Perkelahian Antar Pelajar di Singaraja Viral, Keduanya Masih Berhubungan Keluarga

 Program ini disambut baik oleh masyarakat karena tidak hanya meringankan biaya upacara, tetapi juga menghadirkan pemerintah dalam mendukung pelaksanaan ritual keagamaan. 

"Program ini hadir untuk membantu masyarakat Karangasem saat mereka mengadakan upacara ngaben/ngeroras massal serta upacara Dewa Yadnya di Pura Paibon maupun pura lainnya," ujar Gede Dana.

Pada tahun 2023, program Atma Kerthi telah dimanfaatkan oleh ratusan kelompok masyarakat dengan total anggaran sebesar Rp 4,4 miliar.

 Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, Dana menegaskan bahwa pada tahun 2024, Pemkab Karangasem akan menganggarkan Rp 7 miliar untuk program ini. 

"Dana tersebut akan digunakan untuk mendukung pelaksanaan Pitra Yadnya massal, penganyar, serta piodalan yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah," kata Gede Dana dalam kampanye dialogis di Kecamatan Kubu, didampingi calon wakilnya, I Nengah Swadi.

Besaran bantuan punia untuk Piodalan Dewa Yadnya diatur antara Rp 5 juta hingga Rp 10 juta, tergantung pada status pura, seperti merajan, dadia, desa, atau Kahyangan Jagat. Sementara itu, bantuan untuk Pitra Yadnya massal dengan minimal 10 sawa dapat mencapai Rp 10 juta hingga Rp 30 juta. 

"Kami ingin mendorong masyarakat agar melaksanakan Ngaben/Ngeroras massal karena lebih hemat. Dana yang tersisa bisa digunakan untuk keperluan lain seperti pendidikan anak-anak," jelas Gede Dana.

Pasangan Dana-Swadi, yang diusung oleh 12 partai politik, bertekad mempertahankan dan bahkan meningkatkan program Atma Kerthi di periode kedua kepemimpinan mereka. Menurut Dana, program ini bertujuan untuk meringankan beban masyarakat agar mereka tidak perlu menjual harta warisan demi membiayai upacara adat.

Sementara itu, Nyoman Puja Astawa, Kelian Dadia Dukuh Abang, Desa Abang, Kecamatan Abang, mengapresiasi program Atma Kerthi.

 "Bantuan ini sangat meringankan beban keluarga kami dalam pelaksanaan Upacara Dewa Yadnya. Saya berharap program ini terus berlanjut di masa depan," ungkapnya. (*mit*)

 

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved