Pilkada Bali 2024

BTB Uji Isi Kepala 2 Paslon, Koster-Giri & Mulia-PAS, Tuntaskan Infrastruktur dan Atasi Kemacetan!

Bali Tourism Board (BTB) dan berbagai stakeholder pariwisata menantang dua paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali adu gagasan.

ISTIMEWA
Debat Pilgub Bali - Bali Tourism Board (BTB) dan berbagai stakeholder pariwisata menantang dua paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali adu gagasan terkait arah pariwisata Pulau Dewata. Ini krusial karena di Bali ada sekitar 1,2 juta pekerja pariwisata.   

TRIBUN-BALI.COM - Bali Tourism Board (BTB) dan berbagai stakeholder pariwisata menantang dua paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali adu gagasan terkait arah pariwisata Pulau Dewata. Ini krusial karena di Bali ada sekitar 1,2 juta pekerja pariwisata.  

'Pariwisata Bali Mau Dibawa Kemana?' demikian tema hearing besok. Para pelaku pariwisata ini akan mendapatkan jawabannya di Jimbaran Grand Ball Room, Jumat 25 Oktober 2024. Mulia-PAS diuji pukul 10.00 sampai 12.00 Wita. Sedangkan Koster-Giri diuji pukul 13.30 sampai 15.30 Wita.

Ketua DPD Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Bali sekaligus pengatur rundown acara hearing, Putu Winastra mengatakan, sebanyak 28 asosiasi pariwisata tergabung dalam acara ini. Ia menekankan stakeholder dan pelaku pariwisata ini wajib mendapatkan perhatian khusus dari pemimpin Bali yang akan datang.

Baca juga: TEWASNYA Buruh Proyek Dikeroyok Massa di Gianyar Bali, Polisi Temukan Pengunggah Video Dedianus!

Baca juga: DEBAT Pilkada Bangli! Paslon Maksimal Ajak 30 Orang, Raden, Sang Oman, dan Gus Brata Beradu Gagasan

Pasangan Mulia-PAS.
Pasangan Mulia-PAS. (ISTIMEWA)

“Kami mau menunjukan pada calon pemimpin daerah Bali bahwa kami itu besar. Pelaku pariwisata Bali besar kami punya data ada sekitar 1,2 juta pekerja pariwisata Bali jadi orang Bali bekerja di pariwisata 1,2 juta,” kata, Putu pada, Rabu 23 Oktober 2024.

Selama ini, ia merasa belum ada dukungan yang pasti kepada stakeholder pariwisata seperti penguatan asosiasi hingga fasilitas asosiasi. Sebagai brand ambassador Bali, kata dia, BTB bahkan tak punya gedung yang layak.

“Walaupun ada tidak sangat representatif. Contoh seperti gedung, ya ala kadarnya sedangkan BTB ini kan tengtengnya pariwisata Bali semestinya harus mendapatkan sesuatu yang layak apalagi kami menjadi brand ambassador pariwisata Bali,” imbuhnya.

Ia bilang, kedua paslon tidak dipertemukan dalam acara hearing ini. Kata dia, konsep debat tidak diperbolehkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Jadi hearing ini tidak boleh ada debat dan tidak boleh dilakukan secara bersamaan. Konsep hearing adalah penajaman visi misi dari masing-masing paslon.

“Kemudian apa saja tentu yang akan kami sampaikan adalah permasalahan-permasalahan pariwisata kemudian solusi-solusi. Kami akan memberikan solusi dan pandangan pariwisata bali ke depan," kata dia.

"Pada gubernur yang akan menjabat mendatang bukan hanya mengkritik. Kami kan pelaku yang jauh lebih tahu karena kami melakoni hal itu. Iya mirip uji publik tapi lebih ke pariwisata,” demikian sambungnya.

Acara akan dipandu moderator dan memfasilitasi pertanyaan dari para pelaku pariwisata yang hadir. Setelahnya akan dilakukan penandatangan nota kesepahaman (MoU) dari masing-masing pasangan calon. Siapapun nanti yang menang maka harus menjalankan MoU tersebut.

“Agar paslon bisa lebih jelas memandang posisi pelaku pariwisata dimana. Kedua agar diberikan ruang untuk menyampaikan masukan-masukan terkait pariwisata Bali kedepan agar lebih baik. PHRI hadir, ada 28 asosiasi pariwisata yang bersama-sama menyelenggarakan ini,” pungkasnya.

Tantangan hearing ini dijawab oke oleh kedua pasangan calon. Paslon nomor urut 1, Made Muliawan Arya dan Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) mengaku akan mengikuti acara ini. Persiapan telah dilakukan sebelum mengikuti hearing BTB tersebut.

Pria yang dikenal dengan nama De Gadjah ini berharap pariwisata di Bali akan semakin baik kedepannya. Bagi dia, selama ini pariwisata di Bali berjalan autopilot sehingga banyak permasalahan yang timbul dan belum teratasi.

De Gadjah menyoroti terkait banyaknya WNA nakal yang ada di Bali yang perlu segera diselesaikan. “Banyak WNA yang ilegal dan ugal-ugalan perlu diselesaikan. Kalau pemimpinnya mau, pasti bisa mengentaskan masalah WNA nakal ini,” katanya.

Ia akan bekerjasama dengan BTB, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) dan asosiasi pariwisata lainnya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Termasuk juga dengan pelaku pariwisata, Dinas Pariwisata, masyarakat hingga instansi vertikal. “Pasti bisa diselesaikan dan ada jalan keluarnya, saya yakin bisa,” paparnya.

Sementara itu, Paslon nomor urut 2, Wayan Koster  dan I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri) juga siap mengikuti acara ini. Ketua Tim Pemenangan Koster-Giri, I Gusti Ngurah Kesuma Kelakan menjawab tantangan ini.  “(Koster-Giri) sudah siap,” demikian ujarnya singkat.

Sebagai petahana, Wayan Koster telah memiliki pengalaman dan mengetahui lebih jauh tentang Bali termasuk pariwisatanya. Sebelumnya saat pendaftaran paslon di KPU Bali, Koster masih tetap menggunakan visi misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Jika periode pertama Koster-Ace mengusung menuju Bali Era Baru, pada periode kedua jika terpilih, Koster-Giri akan mengusung berada dalam ruang Bali Era Baru. Semua program yang belum tuntas di periode pertama akan dilanjutkan kembali pada periode kedua jika ia terpilih dengan pasangan baru.

Tidak hanya melanjutkan, Koster-Giri juga akan memprioritaskan menjaga kekuatan alam, manusia dan kebudayaan Bali. Mulai dari pembangunan infrastruktur, tata kepariwisataan, hingga membangun pusat pertumbuhan perekonomian Bali yang diseimbangkan antara Bali utara, selatan, barat dan timur.

Ia juga akan memberikan ruang kepada generasi muda untuk bisa meningkatkan kualitas kehidupannya di masa depan. "Periode pertama infrastruktur darat, laut, dan udara dengan pengembangan Bandara Ngurah Rai. Saya katakan saat ini Bali sangat tertinggal dalam infrastruktur apalagi sebagai destinasi wisata dunia, sudah lama tertinggal," katanya.

Ke depan, pertama ia akan memenuhi kebutuhan infrastruktur pariwisata berbasis budaya. Kedua akan menghilangkan ketimpangan pembangunan di Bali Utara, selatan, timur, dan barat. Karena menurutnya saat ini, 60 persen lebih ekonomi berpusat di Bali Selatan. (sar/sup)

Koster-Giri saat melakukan kampanye di Karangasem .
Koster-Giri saat melakukan kampanye di Karangasem . (istimewa)


Tuntaskan Infrastruktur dan Kemacetan!

Mulia-PAS atau Koster-Giri, siapapun yang menang nanti akan mengemban tugas berat. Bali saat ini membawa segudang masalah yang sangat menentukan wajah pariwisata. Tribun-Bali.com mewawancarai pelaku pariwisata bagaimana harapan mereka kepada pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali

Made Ari meminta agar jalan-jalan utama di Bali mendapat perhatian khusus. Jalan Denpasar-Gilimanuk contohnya yang merupakan jalur utama logistik dan jalur wisata. “Misalnya jalur Denpasar-Gilimanuk. Jalannya bergelombang sehingga kurang nyaman bagi wisatawan. Saya berharap jalan tol Gilimanuk-Mengwi juga bisa terealisasi setelah mangkrak," pintanya.

Infrastruktur jalan kaitannya tentu penyelesaian kemacetan yang sekarang menjadi masalah utama Bali. Ari berharap agar Gubernur dan Wakil Gubernur Bali terpilih membuat kebijakan mengurangi jumlah transportasi online. “Prioritas penutupan pendaftaran transportasi online KTP luar Bali karena bikin tambah macet,” ungkapnya.

Komang Gunantara menilai, pembangunan shortcut adalah cara yang tepat untuk mendukung pariwisata Bali. Selain membangun shortcut, ia berharap Gubernur dan Wakil Gubernur Bali mendatang memperlebar ruas jalan utama khusus di kawasan pariwisata. “Sudah ada beberapa titik yang sudah beroperasi. Semoga titik-titik shortcut lainnya segera tuntas,” ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Ida Bagus Purwa Sidemen berpandangan urgensi pariwisata Bali saat ini bukan pembangunan Bandara Bali Utara. Ia sebut masalah yang lebih mendesak adalah membereskan wisatawan nyeleneh.

Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Agung Partha Adnyana menilai moratorium pembangunan sudah cukup efektif untuk mendorong wisatawan beralih ke daerah di luar Bali Selatan. Ia menyarankan daripada meningkatkan jumlah kunjungan, lebih baik Bali mulai fokus mendatangkan wisatawan berkualitas.

Sementara itu, Wakil Ketua PHRI Bali, I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya justru berharap agar pembangunan Bandara Bali Utara dapat segera terealisasi. Kata dia, proyek ini penting untuk pemerataan ekonomi Bali. Ia berharap jajaran Menteri Pariwisata yang baru bisa melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan Sandiaga Uno. (sar)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved