Rabies di Bali
Anjing yang Serang 2 Bocah dan Lansia di Jembrana Positif Rabies
Anjing yang menyerang dua bocah dan lansia di Jembrana positif rabies. Otoritas meminta kepada para korban gigitan anjing agar segera ke faskes
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Anak saya duluan diserang anjing itu. Saat hendak mengajak ke puskesmas, kemudian neneknya diserang anjing yang sama," kata I Putu Agus Suryana (33).
Baca juga: Peringati World Rabies Day, Disperpa Badung Gelar Vaksinasi Massal, Sampai September Capai 75 Persen
Peristiwa ini terjadi 17 Oktober 2024 kemarin. Dua orang yakni lansia berusia 59 tahun serta cucu perempuannya berusia enam tahun menjadi korban serangan anjing.
Mereka mendapatkan luka gigitan pada tangan.
Anjing tersebut kabur ke luar wilayah, lari ke Banjar Sebual, Desa Dangintukadaya, Kecamatan Jembrana.
Di sana anjing itu menggigit bocah perempuan berusia lima tahun. Tak lama kemudian, anjing tersebut ditemukan mati.
Sampel anjing diambil untuk dikirim dan diuji di Laboratorium Balai Besar Veteriner di Denpasar.
Seluruh korban gigitan telah memperoleh vaksin anti rabies.
Agus mengatakan, warga sempat memburu anjing tersebut setelah menggigit namun anjing bisa kabur.
"Informasinya menggigit lagi ke wilayah lain karena ciri-cirinya sama," ungkap dia.
Sebelum dua kasus terbaru, dalam 10 bulan terakhir, Bidang Keswan-Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana mencatat 39 ekor HPR positif rabies.
Tiga kasus terbaru tercatat di bulan Oktober 2024 ini berdasarkan hasil uji laboratorium sampel otak dari BBVet Denpasar pada 16 Oktober 2024.
"Bulan ini ada tiga kasus positif yang tercatat. Namun sudah kami lakukan vaksinasi emergency di masing-masing lokasi temuan kasus. Petugas juga rutin melakukan penyisiran sebagai upaya kasus tak bertambah," kata Plt Kabid Keswan-Kesmavet, Gede Putu Kasthama.
Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat yang memiliki peliharaan atau hewan penular rabies seperti anjing dan kucing agar tetap disiplin melakukan vaksinasi.
"Alangkah baiknya dikandangkan untuk meminimalisir risiko yang terjadi pada diri sendiri dan juga orang lain," imbaunya.
"Termasuk juga warga yang melihat ada HPR dengan perilaku tak biasa agar segera dilaporkan ke Tisira di desa atau petugas Medikvet di Kecamatan masing-masing untuk segera ditindaklanjuti," sambungnya. (*)
Berita lainnya di Rabies di Bali
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.